Belajar dari Nelson Mandela

0
296 views
Almarhum Presiden Afsel Nelson Mandela -Ist

Puncta 10.06.21
Kamis Biasa X
Matius 5:20-26

AFRIKA Selatan tercabik-cabik oleh politik apartheid, perbedaan warna kulit. Ketika Nelson Mandela menjadi presiden pertama dari kaum kulit hitam, ia berpikir keras bagaimana menghapus sistem apartheid di negaranya dan membangun nasionalisme.

Ia mendapat celah. Olahraga rugby.

Usaha ini tidak mudah. Waktu itu rugby adalah olahraga untuk kulit putih. Sementara kaum kulit hitam tidak menyukai jenis olahraga ini.

Waktu itu rugby jadi simbol rasisme di Afrika Selatan.

Cara berpikir Mandela ada di atas kaumnya. Ia ingin tim nasional Springbok bisa menjadi tali pemersatu nasionalisme Afrika Selatan. Kaum kulit hitam ingin Springbok dibubarkan.

Tetapi Mandela kukuh mempertahankannya.

Ia memberi motivasi kepada Francoise Pienaar, kapten Springbok untuk menjadi role model bagi timnya.

Mandela memberi semangat mereka agar menjadi tim yang kuat. Mereka berkeliling ke seluruh negeri dan mengajak kaum muda mencintai rugby.

Pertandingan demi pertandingan akhirnya dimenangkan oleh Springbok. Dan pada puncaknya adalah final piala dunia rugby.

Afrika Selatan bisa mengalahkan Selandia Baru pada tahun 1995.

Seluruh rakyat Afrika Selatan bersatu. Tidak ada lagi pembedaan warna kulit.

Mandela mampu menyembuhkan luka masa lalu yakni sistem apartheid yang memecah belah rakyat.

Yesus berkata, “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.”

Kendati tidak nampak, sistem pembedaan itu juga ada di sekitar kita. Beda agama, warna kulit, etnis, budaya, daerah dan gender.

Kalau kita tidak punya kualitas hidup yang lebih, kita tidak akan diakui.

Kalau cara hidup kita hanya standar-standar pada umumnya, kita tidak akan terpilih.

Contoh buruknya, orang Kristen, jadi pejabat tinggi, ikut-ikutan korupsi. Hancuuur deh….

Yesus menuntut para murid-Nya untuk bersikap magis.

Cara berpikir, bertindak, bersikap, ambil keputusan, buat kebijakan harus “lebih” daripada orang pada umumnya.

Kalau tidak, kita tidak akan diperhitungkan. Kita tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.

Nelson Mandela sudah membuktikan.

Ayo tunjukkan semangat magis dalam hidupmu.

Belajarlah cara berpikir seorang Nelson Mandela.
Menghapus warna kulit di Afrika Selatan.
Jangan merasa cukup sama dengan umumnya.
Kamu hanya akan jadi budak tak diperhitungkan.

Cawas, semangat magis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here