Belajar Peduli, Siswa SD Kanisius Kenalan Kunjungi Lansia Sakit

0
408 views

SEKELOMPOK anak berjalan kaki menyusuri jalanan kampung. Sebagian dari mereka membawa kantong plastik berisi bahan mentah untuk makan dan minum yang ditenteng bergantian.

Sampailah siswa-siswi Sekolah Dasar ini di suatu kampung sederhana. Sambil mengetuk pintu mereka spontan mengatakan “Kula nuwun (red:permisi), Mbah.” Kemudian, mereka mulai masuk ke rumah tersebut dengan sopan setelah sang empunya rumah mempersilakannya.

Seorang anak menyampaikan maksud dan tujuan kedatangannya dalam Bahasa Jawa kepada tuan rumah yang sudah jompo. Mereka menyampaikan keinginan untuk melihat kondisi para tua-tua yang sedang sakit dan tak berdaya ini sambil membawa buah tangan berupa makanan seadanya.

Tak lama akhirnya mereka pun izin kembali setelah sebelumnya mereka bersama berdoa mohon kesehatan dan kekuatan untuk Simbah yang dikunjunginya.

Rupanya, anak-anak, siswa SD Kanisius Kenalan ini tak hanya sekali melakukan kegiatan seperti ini. “24 orang sakit dan atau jompo di 8 dusun telah dikunjungi pada Senin hingga Selasa, (15 – 16 April) lalu,”ujar Yosef Onesimus Maryono, Kepala Sekolah Dasar yang terletak di Dusun Wonolelo, Kenalan, Kecamatan Borobudur Magelang, Jawa Tengah.

Simus, begitu pria ini biasa disapa menyebut, kegiatan yang disebut dengan TOSPO (Tengok Orang Sakit atau Jompo) ini merupakan aktivitas untuk mengisi Prapaskah yang sudah jatuh di Minggu ke-5. 

“Kegiatan ini dilakukan untuk menyapa dengan kata dan perbuatan, dan mendoakan mereka yang sedang sakit atau sudah lanjut usia. Lebih dari itu, menjadi cara untuk memberikan dan menimba suka cita iman dan memberikan penghiburan,”ujar Simus.

Kegiatan ini juga sejalan dengan tema Aksi Puasa Pembangunan (APP) Keuskupan Agung Semarang (KAS) 2019, yang berbunyi “Tergerak untuk Berbagi Berkat”. Simus merasa, tema yang mengajak secara nyata memperhatikan sesama yang membutuhkan ini juga bias diajarkan pada anak-anak SD. Agar mereka juga belajar memberi berkat kebaikan atau kepedulian orang lain. Bukan mencaci atau menghina orang lain.

Identifikasi

Dalam proses TOSPO ini, kata Simus, anak-anak juga belajar. Pertama, melakukan identifikasi orang sakit yang ada di lingkungan dusunnya. Kedua, membuat prioritas yang akan dikunjungi. Ketiga, belanja dan menyiapkan barang yang hendak dibawa (pengemasan bingkisan).

Keempat, persiapan kunjungan dengan pembagian kelompok dan pembagian peran. Kelima, pelaksanaan, dan keenam, kegiatan refleksi.

“Kegiatan TOSPO ini menjadi pembelajaran bagi anak-anak. Utamanya mengasah kepedulian hati, komunikasi sosial, mempertebal rasa syukur, bersosialisasi, keterampilan mengelola dan mengorganisir teman,”ujar Simus.

Melalui kegiatan ini, diharapkan anak-anak terbantu dalam memaknai misteri Paskah. Yesus yang memberikan kasihNya secara total kepada umatNya. Dan, semoga pengalaman ini menguatkan imannya dan mampu menjadi berkat bagi sesama, kata Simus.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here