Belajar Taat

0
273 views
Ilustrasi.

Selasa, 16 Februari 2021

Bacaan I: Kej 6:5-8;7:1-5.10
Injil: Mrk 8:14-21

“SABOTASE, inilah kesan yang muncul di antara umat terhadap stasi tertentu, mereka tidak pernah mengirim utusan baik untuk rapat di paroki atau pun kegiatan lainnya.

“Sepertinya pengurus stasi kecewa atas kebijaksanaan paroki yang memindahkan tuan rumah acara natal gabungan dari stasi mereka,” kata salah satu pengurus gereja.

“Kesepakatan pemindahan sudah terjadi dua tahun yang lalu,” kataku.

“Mungkin umat yang lain tidak bisa menerima keputusan itu, lalu mereka tidak mau terlibat dalam kegiatan di paroki lagi,” kata seorang umat.

“Jangan terlalu jauh membuat pengandaian, mungkin saja mereka memang ada halangan hingga tidak bisa ikut pertemuan,” kataku.

Sepekan kemudian, ada perwakilan stasi yang datang ke paroki, mereka mengutarakan kekecewaan dan ketidaksukaannya atas keputusan paroki.

“Kami akan pasif dari kegiatan paroki selama satu tahun,” katanya.

“Ini sudah keputusan kami, para pengurus stasi dan umat,” katanya melanjutkan.

“Jika kalian sudah memutuskan seperti itu, akan saya catat dan mulai hari ini tidak ada pelayanan apa pun dari paroki ke stasi kalian,” kataku.

“Tidak ada misa hari Minggu, tidak ada penerimaan sakramen apa pun selama satu tahun,” kataku.

“Bukan seperti itu pastor, kami tetap mengharap pelayanan sakramental dari paroki,” katanya.

“Stasi itu bagian dari paroki, kalian tidak bisa membuat keputusan sepihak seperti ini,” kataku.

Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya, “Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes.”

Orang Farisi menggunakan agama untuk mencari jabatan dalam masyarakat. Sedangkan Herodes dengan kelicikannya, membangun karier politik.

Hendaknya kita hati-hati jangan sampai hidup keagamaan kita seperti orang Farisi yakni hanya demi jabatan dan ngengsi.

Jangan sampai kita licik untuk mendapatkan jabatan dan kedudukan seperti Herodes.

Hidup beragama itu mengenal ketaatan, jangan memutuskan sendiri apa yang menurut kita baik tanpa kolsutasi dengan pimpinan.

Hendaknya kita selalu mendengarkan ajaran resmi gereja dan kuasa magisterium dari pimpinan yang dipercayakan untuk memimpin kita.

Bagaimana kita bisa menjaga kemurnian ajaran Tuhan dalam hidup ini?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here