Beragama dengan Hati dan Jiwa

0
437 views
Peristiwa "teofani" telah mengubah Paulus dari penganiaya menjadi pewarta iman Kristus. (Ist)


Rabu Biasa X
Matius 5: 17-19

ADA nasihat bagus dari seorang sufi, yang berbunyi begini:

“Jika kalian belajar agama menggunakan pandangan mata, maka yang akan kalian lihat hanyalah huruf-huruf.

Jika kalian belajar agama menggunakan akal pikiran, maka yang akan kalian temukan hanya sebuah pengetahuan.

Jika kalian belajar agama menggunakan hati, maka yang kalian rasakan indahnya kehidupan dan cinta yang suci.

Namun jika kalian belajar agama menggunakan jiwa, maka yang akan kalian ketahui adalah siapa pemilik agama dan ilmu yang sesungguhnya.”

Yesus memandang Kitab Taurat atau Kitab Para Nabi tidak hanya sebatas huruf-huruf saja. Kitab Taurat bukan sekedar berisi perintah dan larangan yang tertulis atau bahkan hanya sekedar tulisan yang mati.

Tetapi Kitab Suci itu berhubungan dengan keselamatan kekal.

Ia berkata, “Siapa yang meniadakan salah satu perintah Hukum Taurat sekalipun yang paling kecil dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga.”

Melalaikan perintah Tuhan berarti tidak mendapat tempat terhormat dalam Kerajaan Allah.

Yesus tidak akan meniadakan barang sekecilpun dalam Hukum Taurat. Ia tidak memandang Hukum Taurat hanya sebatas huruf-huruf atau aturan semata. Ia ingin menggenapi-Nya.

Penggenapan Hukum Taurat itu terletak pada pelaksanaan kongkretnya dalam kehidupan nyata.

“Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.”

Penggenapan hukum terjadi jika orang mampu melihat apa isi dan maksud dari hukum itu.

Tidak sekedar membaca huruf-huruf sebagai aturan yang melarang ini itu. Namun tujuan dan isi hukum itu bisa dipraktekkan dalam hidup nyata.

Orang yang memandang hukum agama sebatas huruf-huruf hanya akan berpikir sempit. Ia tidak mampu memahami maksud dan kehendak Tuhan di balik aturan-aturan itu.

Yesus ingin menggenapi artinya apa yang tertulis disempurnakan dalam tindakan yang benar demi memuliakan Allah dan menjunjung martabat manusia.

Bagi Yesus, Hukum Taurat bukan cuma huruf-huruf mati, tetapi jalan untuk mengasihi manusia dan Allah.

Yesus juga mengajak kita untuk tidak terjebak pada aturan agama hanya sebatas deretan huruf-huruf mati.

Tetapi Ia ingin mengajarkan beragama dengan hati dan jiwa. Ia mengajak kita memuliakan Tuhan dengan menjalankan hukum secara benar demi keselamatan manusia.

Jangan hanya membaca atau melihat apa yang tertulis, tetapi memahami dan menjalankan apa kehendak Tuhan di dalam hukum-hukum itu.

Dalam Injil ditulis Yesus mau menggenapi apa yang telah tertulis dalam Taurat. Ia tidak hanya melihat apa yang nampak, tetapi melaksanakan apa yang tidak nampak dari hukum yakni kehendak Allah.

Marilah kita beragama dengan hati dan jiwa, tidak sekedar dengan mulut dan mata yang hanya melihat apa yang kelihatan saja. Kalau begitu kita hanya dipenjara oleh aturan-aturan kaku.

Di pohon kedondong banyak sekali ulat-ulat.
Mereka dibakar dengan jerami sampai sekarat.
Beragama tidak cukup hanya hapal ayat-ayat.
Tetapi mempraktekannya agar manusia selamat.

Cawas, makin beragama makin mengasihi sesama…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here