Berbakti kepada Ibu

0
344 views
Inilah ibumu, by Vatican News.

Senin 29 Mei 2023

Peringatan Wajib SP Maria Bunda Gereja

  • Kej. 3:9-15, 20 atau Kis. 1:12-14
  • Maz. 87:1-2,3,5,6-7, R:3
  • Yoh. 19:25-34.

BERBAKTI dan membalas budi kepada orang tua adalah sesuatu yang sangat signifikan dalam kebudayaan semua bangsa di dunia, terutama dalam masyarakat Asia.

Dalam ajaran budaya Tiongkok misalnya, anak yang tidak berbakti kepada orangtua dianggap sebagai orang yang jahat dan membawa aib kepada seluruh keluarga.

Kata “berbakti” menurut kamus bahasa Indonesia dapat diartikan “tunduk dengan hormat” dan dipakai umumnya dalam hubungan manusia dengan Tuhan.

Berbakti adalah sebuah kata yang besar yang mempunyai arti yang dalam dan serius.

“Saya tidak menyangka setelah tua malah menjadi beban anak-anakku,” kata seorang ibu yang sakit hingga tidak bisa bangun dari tidurnya.

“Sudah tiga tahun ini, hidupku ditopang oleh anakku,” lanjutnya.

“Segalanya tergantung padanya, bahkan untuk mengurus diri sendiri saja saya tidak mampu,” rintihnya.

“Saya kasihan dengan anakku, yang pasti sulit dan berat harus mengurus saya,” sambungnya.

“Bu, ini sudah tanggungjawab saya sebagai anakmu,” sahut anaknya.

“Kalau saya tidak merawat ibu, siapa yang akan mau merawat ibu,” lanjutnya.

“Semampu saya, saya akan merawat ibu dengan sepenuh hati, ibu aman dan nyaman bersama saya meski ada banyak keterbatasanku,” ujar anaknya.

“Bener kata almarhum bapakmu, kamulah anak yang bisa dan akan berbakti pada orangtua,” jawab ibunya.

“Saya bersyukur kepada Tuhan, boleh mencintai ibu, merawat ibu di kala ibu sungguh membutuhkanku,” kata anaknya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Sebelum Yesus menyerahkan Roh-Nya kepada Bapa-Nya, Ia berkata kepada Maria ibu-Nya yang berdiri dekat kaki salib-Nya bersama murid yang dikasihi-Nya: “Ibu, itulah anakmu”.

Dan kepada murid yang dikasihi-Nya, Yesus berkata: “Itulah ibumu”

Sebagai anak sulung Tuhan Yesus harus bertanggung jawab atas masa tua ibu-Nya.

Dia menjadi anak yang gagal dan tidak berbakti jika orang tua-Nya dibiarkan menderita dan terlantar di usia tuanya.

Penyerahan Maria kepada Yohanes sering kali ditafsirkan bahwa Yesus menghendaki agar Maria menjadi ibu rohani Gereja, ibu rohani kita

Yohanes merepresentatifkan Gereja dan semua pengikut Yesus, yang menjadi anak-anak rohani Maria untuk dilahirkan ke hidup yang kekal.

Selayaknya kita meneladani murid yang dikasihi Yesus itu, menerima Maria dalam hidupnya, dan penuh setia serta terlibat total dalam karya keselamatan Yesus.

Tuntaslah sudah Yesus, Putera Allah, utusan Bapa, dalam menyelesaikan karya penebusan dosa ketika Ia menyerahkan Roh-Nya kepada Bapa-Nya. Roh-Nya itu Ia berikan kepada Gereja dan juga kepada kita.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku telah menerima Bunda Maria dalam hidup batinku?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here