Berdoa dengan Rendah Hati dan Penuh Sesal

0
2,653 views

Sabtu, 5 Maret 2016
Pekan Prapaskah III
Sabtu Imam
Hos 6:1-6; Mzm 51:3-4.18-19.20-21ab; Luk 18:9-14

Yesus bersabda, “Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, sedang orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”

DALAM Injil hari ini, Yesus Kristus mengajarkan kepada kita cara berdoa dengan rendah hati dan penuh sesal. Yesus mengkritisi (cara ber)doa orang Farisi. Bagi Yesus itu bukanlah doa sama sekali. Itu hanyalah wacana pembenaran diri. Itu doa palsu.

Alih-alih berdoa seperti orang Farisi, kita harus berdoa seperti pemungut cukai. Ia dibenarkan bukan karena perbuatan-perbuatan baiknya, namun karena dengan rendah hati menyadari kedosaan dirinya. Ia pun berdoa dengan rendah hati dan penuh sesal.

Dari Injil ini kita belajar berdoa dengan rendah hati dan penuh sesal. Kerendahan hati merupakan mendasar dari doa kita. Kerendahan hati merupakan karakter terpenting dari doa kita.

Dalam Adorasi Ekaristi Abadi, sementara kita bersembah sujud di hadirat Yesus Kristus, kita berdoa dan mendekati Allah dengan rendah hati. Di sana kita menyadari kedosaan dan kelemahan kita hingga kita menerima segala yang baik dari-Nya. Ini membuat doa kita berbuah karena Allah mengasihi orang yang rendah hati dan penuh sesal bertobat.

Tuhan Yesus Kristus, bantulah kami menjadi rendah hati saat kami berdoa di hadirat-Mu. Anugerahilah kami kerendahan hati dan penyesalan. Engkau menghendaki kami memiliki relasi yang mendalam dan intim dengan Dikau, dasar dari kerendahan kami yang pokok kini dan selamanya. Amin.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here