Berjaga dengan Lampu Petromax

0
586 views
Ilustrasi: Lampu dian. (Ist)

Puncta 07.08.22
Minggu Biasa XIX
Lukas 12: 35-40

ZAMAN hidup di kampung, kalau ada orang punya hajat, harus ada personil yang ditugasi menjaga lampu petromax.

Dibutuhkan banyak lampu petromax untuk menerangi segala sudut. Apalagi kalau hajatannya pakai nanggap wayang. Lampu tidak boleh mati, maka perlu petugas khusus.

Sejak sore, lampu-lampu petromax sudah disiapkan. Memasang kaos lampu -kalau gak salah merknya Butterfly-, spiritus, korek api, dan minyak tanah.

Setelah tabung diisi minyak tanah, kaos lampu sudah dipasang, lalu spiritus dituang di bak kecil (seperti bak mandi), dinyalakan dengan korek api, ditunggu sebentar, biar sedikit panas, baru kemudian dipompa.

Ada pengatur tekanan udara yang dimainkan untuk mengalirkan minyak tanah ke kaos lampu. Kaos akan menggelembung dan memancarkan sinar terang.

Lampu petromax digantung di tempat-tempat tertentu agar semua terang benderang.

Petugas selalu mengecek dan memompa kembali kalau kaos lampu mulai memerah warnanya.

Petugas harus selalu berjaga-jaga supaya petromax tetap menyala. Senang jadi petugas lampu, karena banyak disediakan makanan dan minuman.

Yesus berkata kepada para murid-Nya, “Hendaknya pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala. Berbahagialah hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang.”

Menjadi murid Kristus selalu harus berjaga-jaga. Kita seperti hamba yang menantikan tuannya datang dari perjalanan jauh.

Berjaga-jaga mengandaikan kesiap-sediaan. Berjaga-jaga merupakan tindakan aktif, bukan pasif diam saja.

Berjaga-jaga berarti berbuat sesuatu agar ketika tuan kita datang, kita siap sedia melayani.

Maka Yesus mengapresiasi orang yang selalu berjaga-jaga. Berbahagialah jika hamba selalu berjaga siap sedia setiap saat.

Fokus orang berjaga adalah tuannya yang akan datang, bukan dirinya sendiri. Ia akan menyiapkan segala keperluan tuannya.

Hidup ini adalah waktu berjaga-jaga juga. Suatu saat kematian akan menjemput kita.

Jika Tuhan memanggil kita, saat itulah Tuhan datang, kita mesti siap berjaga-jaga. Justru karena kita tidak tahu kapan Tuhan datang, maka pentinglah sikap berjaga-jaga.

Anggap saja esok hari Tuhan akan datang, maka sekarang kita perlu berjaga-jaga.

Berpikirlah bahwa hari esok adalah hari terakhirmu, saat ini adalah kesempatan untuk bersiap siaga.

Peringatan Yesus ditujukan pada kita, “Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan.”

Sudah siapkah kita? Sudah berjaga-jagakah kita?

Tidak ada orang sakit di Jakarta,
Penghuninya orang sehat semua.
Kita tidak tahu kapan saatnya tiba,
Gunakan hari ini untuk berjaga-jaga.

Cawas, mari berjaga-jaga…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here