Bacaan 1: Ef 6:1-9
Injil: Luk 13:22-30
Hidup adalah perjuangan, siapa pun yang tidak mau berjuang dan hanya berpangku tangan maka akan tergilas oleh zaman.
Segala sesuatunya harus diusahakan karena tidak ada hadiah dalam hidup. Hidup bagaikan sebuah pertandingan yang harus dimenangkan.
Hal ini juga berlaku dalam keimanan.
Iman harus terus diperjuangkan dan dirawat sehingga berbuah.
Hari ini Tuhan Yesus memberi nasihat kepada orang banyak yang mengikuti-Nya sekaligus menjawab pertanyaan seseorang tentang keselamatan Allah.
“Berusahalah masuk melalui pintu yang sempit itu!”
Demikian nasihat-Nya.
Menjadi murid Kristus memang tidak mudah karena banyak mengalami penderitaan.
Kristus memang telah menebus dosa manusia dan artinya semua orang telah diselamatkan. Menjadi murid Kristus adalah jaminan selamat, namun keselamatan itu tetap harus dijaga, dirawat dan diperjuangkan.
Menjadi katolik tidak cukup dengan baptisan saja namun harus dilengkapi dengan perbuatan baik sesuai dengan kehendak-Nya agar tidak dicap sebagai orang jahat.
Banyak orang yang kemudian kembali jatuh dalam dosa karena tidak memperjuangkan keselamatannya. Orang yang demikian memilih untuk kembali pada pola hidup lama.
Salah satu perbuatan baik yang harus dilakukan adalah menghormati orang tua, sebagai wakil Kristus di dunia. Secara tegas perintah ini disampaikan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus yang tentu masih relevan hingga hari ini.
“Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu, ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.”
Menghormati orang tua juga merupakan perintah langsung dari Allah sesuai yang tertulis dalam sepuluh perintah Allah.
Pesan hari ini
Berjuanglah dan rawatlah imanmu dengan cara melakukan perbuatan baik, misalnya menghormati orang tua sebagai wakil Kristus di dunia.
Untuk bisa masuk pintu yang sempit, seseorang harus memiliki fisik yang kuat.
“Cintai kedua orang tuamu. Kita begitu sibuk tumbuh dewasa, tapi kadang lupa bahwa mereka juga bertambah tua.”