PENAMPILAN Mgr I Suharyo kali ini beda dari biasanya. Berkopiah dengan baju koko putih lengan panjang dan berkalung sarung, bercelana hitam bergaya ala Betawi.
Rupanya tak hanya Uskup Agung Jakarta saja yang berpakaian demikian. Para uskup lain dari regio Jawa antara lain Uskup Agung Semarang, Uskup Malang, Uskup Surabaya, Uskup Bandung, Uskup Bogor, dan Uskup Purwokerto yang diwakili Administrator Keuskupan RD Tarsisius Puryatno juga berpakaian serupa meski warna sarung berbeda satu sama lain.
“Ini ide kami, panitia. Kami ingin berteologi kontekstual dan mencintai budaya lokal Kejakartaan,”ujar Sekretaris Uskup Agung Jakarta, Romo Adi Prasojo Pr, di Jakarta, Rabu (31/5/2017).
Kostum ini disandang para uksup karena Rabu pagi pukul 10.00 para pemimpin gereja regio Jawa dan rombongan kurianya yang berkostum serupa berkunjung ke Balaikota DKI Jakarta. Di tempat ini, mereka diterima Plt Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat. “Kami diterima di ruang Rapim Pemprov DKI Jakarta,”ujar Adi, begitu pria ini biasa disapa.
Kegiatan kunjungan yang berlangsung 45 menit ini serbenarnya merupakan salah satu rangkaian acara Temu Uskup Regio Jawa yang berlangsung dari 30 Mei hingga 1 Juni. “Temu uskup ini raker tahunan dan tahun ini Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) jadi tuan rumah,”ujar Romo Adi yang juga menjadi ketua panitia acara ini.
Dalam kunjungan itu, menurut Adi, Bapa Uskup Suharyo mengatakan bahwa para uskup mengapresiasi serta ingin mendengar tata kelola Pemerintahan Pemprov DKI Jakarta yang sungguh membawa perubahan dan kebaikan serta kesejahteraan umum.
“Pak Djarot dengan antusias bercerita tentang bagaimana Good Governance dijalankan dengan baik,”ujar Adi.
Menurut Adi, Djarot juga mengatakan bahwa selama menjabat sebagai Gubernur, Basuki Tjahaya Purnama atau yang sering disebut Ahok tidak bekerja one man show. Semua keputusan diputuskan bersama di ruang rapat pimpinan.
Suasana pertemuan sangat cair dan ceria. Bahkan Uskup Surabaya dan Malang sedikit bernostalgia dengan bicara ala Jawa Timuran. Usai audiensi,
rombongan dibawa ke ruangan Jakarta Smart City dan menyaksikan bagaimana Kota Jakarta dikendalikan secara digital.
Bagus juga ….., terus orang luar biar bisa tahu kalau yg hadir itu adalah Uskup/Pastur dilihat dari tanda apa ya? Tks infonya….berkah dalem.