Selasa, 1 Oktober 2024
Yes. 66:10-14c atau 1 Kor. 12:31-13:13.
Mzm. 131:1,2,3.
Mat 18:1-5.
Bermain Bersama Yesus
PADA hari ini seluruh Gereja Katolik merayakan Pesta St. Theresia dari Kanak-Kanak Yesus atau Santa Theresia Lisieux. Ia lahir dengan nama asli Maria Francoise Therese Martin.
Theresia memiliki semangat kasih kepada Tuhan Yesus amat dalam. Dia ingin menyenangkan hati Yesus dengan menjadi sahabat bermainnya.
Doa-doanya sederhana, ibarat seorang anak kecil yang bersahabat dengan Tuhan.
Ia pernah berdoa: “Yesus, tentu Engkau senang mempunyai mainan. Biarlah saya menjadi mainan-Mu. Anggap saja saya ini mainan-Mu. Bila akan Kau angkat, betapa senang hatiku.
Jika hendak Kau sepak kian kemari, silakan. Dan kalau hendak Kau tinggalkan di pojok kamar lantaran bosan, boleh saja. Saya akan menunggu dengan sabar dan setia. Tetapi kalau hendak Kau tusuk bola-Mu…
O… Yesus, tentu itu sakit sekali, namun terjadilah kehendak-Mu”.
Theresia seorang anak yang suci memiliki doa sederhana, penuh persahabatan. Dia masuk biara di usia 14 tahun dan meninggal di usia yang 24 tahun. Sebagai seorang anak dia, mengungkapkan iman dengan tulus dan polos, dengan cinta dan kepasrahan yang begitu mempesona.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga? Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka.”
Ketika para murid bertanya kepada Yesus tentang siapa yang terbesar dalam Kerajaan Surga, Yesus menjawab bahwa yang terbesar dalam Kerajaan Surga adalah mereka yang mau bertobat dan menjadi seperti anak kecil.
Polos, cinta damai, menjalani hidup tanpa beban sekaligus berserah kepada Tuhan, tidak memiliki niat jahat, taat, patuh, rendah hati dan tidak mencari pujian maupun kekuasaan.
Seperti anak kecil yang membuka diri untuk dididik, demikian pula kita di hadapan Tuhan: membuka diri untuk selalu dibentuk oleh-Nya. Karena berapapun usia kita, bukankah di hadapan Tuhan kita tidak sempurna?
Sebagai pengikut Kristus, kita semua dipanggil untuk menjauhkan sikap ambisi yang berlebihan karena sikap itu tidak banyak gunanya dalam hidup bersama.
Mestinya kita ambisi yang berlebihan itu diganti dengan sikap rendah hati sebagaimana disimbolkan oleh anak kecil. Yesus Tuhan kita itu lemah lembut dan rendah hati. Sebagaimana Theresia kita diajak bermain bersama Yesus.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku memiliki kejujuran dan ketulusan seperti anak kecil?