Betapa Pedih Rasanya Ditolak

0
212 views
Ilustrasi - Ditolak.

SALAH satu orang Indonesia yang amat merasakan betapa pedihnya ditolak adalah Bapak Presiden Joko Widodo. Ada yang tahu, betapa kali beliau ditolak?

Waktu masih kecil, hidupnya terlunta-lunta dan beberapa kali rumahnya digusur. Ketika mencalonkan diri menjadi wali kota Solo, tidak ada partai yang membuka pintu bagi beliau. Ditolak.

Sudah menjadi presiden pun masih ditolak. Beberapa partai ramai-ramai menguasai kursi parlemen untuk membuat pemerintahan beliau seret perjalanan dan fungsinya. Bagai menolak mengakui kemenangan beliau. Bahkan setelah sukses memimpin Indonesia dan di beberapa panggung dunia, fitnah terhadap beliau tidak berhenti.

Tidak diakui; ditolak.

Hari ini, Tuhan Yesus kembali ke kampung halaman-Nya, mengajar, dan ditolak para tetangga-Nya (Markus 6: 1-6). Alasan penolakan itu jelas. Mereka tahu masa kecil-Nya dan keluarga-Nya (Markus 6: 2-3).

Pengetahuan para tetangga-Nya memasung cakrawala pemahaman mereka, sehingga gagal menangkap seluruh pribadi dan misi Tuhan Yesus. Pengetahuan mereka yang tidak lengkap dan dikaburkan praduga digunakan untuk mengadili dan menolak Dia.

Tetapi, penilaian dan penolakan itu tidak mematahkan upaya Yesus melanjutkan misi-Nya. Perbuatan-perbuatan baik tetap dikerjakan-Nya, meski tidak banyak (Markus 6: 5).

Mengapa hal-hal baik itu tetap dilakukan? Karena Dia diutus untuk melakukan hal itu. “Jangan bersedih ketika orang menolakmu. Hal-hal baik banyak kali ditolak oleh orang-orang yang tidak dapat menanggung kebaikan-kebaikan itu.”

Yang dilakukan oleh Tuhan Yesus itu sudah baik dan benar; sesuai dengan kehendak Bapa-Nya. Mereka yang menolak-Nya juga menolak Allah. Betapa pedih rasanya ditolak; apalagi karena melakukan yang baik dan benar.

Rabu, 1 Februari 2023

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here