Biara dan Kapel Susteran AK ini Bisa Roboh lantaran Ganasnya Rayap (1)

0
2,429 views

ak2RAYAP memang sangat ganas. Binatang pemakan kayu ini sepertinya tak pilih-pilih korban ketika harus mengisi perut mereka untuk makan. Pasukan rayap memang dahsyat, justru karena kayu  mereka makan lambat-laun namun jelas pasti akan segera lapuk dan akhirnya tiada lagi kekuatan untuk menyangga beban sebagaimana para arsitek telah mendesainnya sebagai tiang penyangga beban.

Nah, gara-gara pasukan rayap yang sangat ganas inilah bangunan biara Susteran Abdi Kritus (AK) dan kapelnya pun dalam kurun waktu tak terlalu lama lagi dipastikan akan roboh karena semua tiang kayu penyangga utama bangunan ini sudah keropos dan lapuk dimakan rayap.

Sabtu (12/1) petang lalu, Redaksi Sesawi.Net menyempatkan diri melihat sendiri kondisi Biara/Susteran Abdi Kristus (AK) dan bangunan kapelnya yang berlokasi di Kompleks Kodam Jaya; tepatnya di  Jl. Ranjau No 11 RT 05/RW 05, Kel. Sumur Batu, Kec. Kemayoran, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, tak jauh dari ITC Cempaka Mas Jakarta Pusat.

Konfirmasi lapangan

Di beberapa milis katolik sepanjang pekan lalu sudah diberitakan tentang perlunya ‘partisipasi umat’ membantu projek renovasi guna mengganti tiang-tiang kayu di bagian atas bangunan (kuda-kuda) yang sudah mulai lapuk dan keropos serius ini. Adalah kewajiban Sesawi.Net sebagai media online katolik untuk melakukan check-and-recheck atas kebenaran berita tersebut dan minta konfirmasi kepada yang berkepentingan.

Memanglah betul, demikian pantauan kami di lapangan, bahwa pasukan rayap telah membuat semua jalinan kayu yang menjadi tulang punggung penahan beban atap, genteng, dan plafon –yang dalam bahasa Jawa sering disebut kuda-kuda— sudah mengalami kerusakan sangat serius. Kondisinya memprihatinkan, sebagian kayunya sudah lapuk dan keropos dimakan rayap sehingga beberapa plafon kelihatan ‘turun berok’ alias permukaannya menjadi tidak seimbang karena tidak kuat lagi menahan beban.

adsk5 (1)

Tiga tahun lalu, kata Pemimpin Biara/Susteran AK yakni Suster M. Yohana AK, sudah ada  seorang arsitek yang telah me-wanti-wanti agar segera dilakukan pembenahan karena gejala pelapukan kuda-kuda karena serangan rayap sudah mulai kelihatan. “Akhir tahun 2012 ini, saya diultimatum harus segera pindah kamar, karena atap dan plafon kamar dimana saya tidur dan bekerja sudah mulai ‘reyot’ dan turun ke bawah karena tahanan kayunya sudah tidak kuat menyangga beban plafon,” kata Sr. M. Yohana AK.

Sehari-harinya, Suster M. Yohana adalah guru dan kepala sekolah SD Katolik Mikhael Paskalis yang berlokasi di seberang Biara/Susteran AK.

Projek renovasi atap menyeluruh

Dulunya, sebelum akhirnya sekarang berdiri permukiman penduduk dan juga kompleks sekolahan, balai kesehatan dan susteran/biara, kawasan kompleks Kodam Jaya di Kelurahan Sumur Batu ini adalah tanah berawa-rawa. Seiring dengan gencarnya pembangunan kawasan permukiman penduduk di Kompleks Kodam Jaya ini, maka didirikan pula sebuah biara susteran Abdi Dalem Sang Kristus (ADSK) –nama asli terdahulu sebelum akhirnya berganti dengan Abdi Kristus biar lebih meng-Indonesia—pada tahun 1973.

Sejak dibangun sampai sekarang, karena tekstur tanahnya rendah dan berada di bawah jalan raya (Jl. Ranjau), maka kompleks bangunan biara/susteran AK ini juga sangat rentan dengan banjir. “Sudah jamak bagi kami, kalau sewaktu-waktu harus naik meja dan tidur di atas meja karena luapan banjir Kali Sunter yang hanya selemparan batu dari biara,” ungkap Suster M. Yohana AK menjawab Sesawi.Net.

ak8Berkat partisipasi umat katolik setempat, sudah beberapa kali dilakukan projek pembangunan dengan meninggikan bangunan susteran/biara AK. Dimulai dengan projek 4 jalur yakni meninggikan kapel biara/susteran, lalu jalur kamar-kamar tidur para suster. “Baru kemudian, ruang makan, ruang kegiatan, ruang tamu dan dapur ikut ditinggikan,” jelas suster kelahiran Sumber di Muntilan ini.

Jarak lantai-plafon

Menurut penuturan Suster Yohana AK, projek peninggian bangunan ini sangat berefek pada jarak lantai dasar dan plafon menjadi semakin pendek. Beberapa ruas tembok bangunan menjadi miring, sementara pondasi juga mengalami penurunan karena efek genangan banjir dan pergerakan tanah akibat tekstur jenis tanah berawa-rawa.

Serangan paling ganas tentu saja adalah ‘serbuan’ pasukan rayap. “Ketika tahun 2012 dilakukan inspeksi kualitas bangunan oleh orang yang berpendidikan dan tahu kondisi kualitas bangunan, maka sudah dipastikan waktu itu bahwa 70% bangunan biara/susteran berikut kapelnya sudah habis dimangsa, dimakan pasukan rayap,” tutur Sr. M. Yohana AK. (Bersambung)

 

Artikel terkait:

  • Biara dan Kapel Susteran AK Ini bisa Roboh lantaran Ganasnya Rayap: Paparan Foto (3)

  • Biara dan Kapel Susteran AK Ini bisa Roboh lantaran Ganasnya Rayap: Paparan Foto (4)

Tautan: Situs resmi Kongregasi Religius Suster-suster Abdi Kristus/AK  (http://suster-abdikristus.org/)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here