Cinta, Kesetiaan dan Komitmen

0
395 views
Ilustrasi -(Ist)

Jumat 18 Agustus 2023

  • Yos. 24:1-13.
  • Mzm. 136:1-3,16-18,21-22,24.
  • Mat. 19:3-12.

ANCAMAN keutuhan dalam keluarga adalah berkurangnya komitmen akan hidup dalam kasih serta kesetiaan.

Maraknya kasus perceraian menunjukkan bahwa tidak mudahlah membina bahtera rumah tangga, hingga banyak orang yang menyerah.

Perceraian muncul seakan-anak bukan lagi suatu hal yang tabu di tengah masyarakat. Kasus ini dapat menimpa siapa saja. Mulai dari pejabat, artis, hingga masyarakat biasa.

Penyebab perceraian dapat muncul dari siapa pun. Bisa dari suami, istri, atau dari kedua belah pihak. Bisa pula berasal dari anak-anak, mertua, orangtua, serta lingkungan, media sosial.

Dalam.bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.

Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.”

Paus Fransiskus mengingatkan bahwa perkawinan bukanlah sesuatu yang sekali dibangun, lalu selesai.

Penyatuan dua pribadi dengan segala latar belakangnya nyata dan tidak dapat dibatalkan, telah diteguhkan dan dikuduskan oleh Sakramen Perkawinan.

Seperti ditegaskan oleh Yesus dalam Injil hari ini, Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.

Kehidupan keluarga yang diikat dengan perjanjian nikah untuk saling setia merupakan cerminan kasih Allah yang istimewa dalam keluarga. Terikat tak terceraikan.

Kasih-setia itu dasar utama dalam relasi hidup bersama sebagai keluarga.

Bayangkan saja kalau kehidupan keluarga sudah kehilangan kasih, tragedi akan mengancam keutuhan keluarga.

Atau dapat dikatakan bahwa tidak ada keluarga bahagia tanpa kasih.

Jika, ikatan yang tidak terceraikan melambangkan persatuan Kristus dengan Gereja-Nya.

Tak ada Gereja tanpa Kristus. Maka, setiap pasangan keluarga kristiani hendaknya berusaha dan berjuang untuk tetap setia satu sama lain, walaupun disadari bahwa dirinya lemah.

Saling memaafkan dan mengampuni antar pasangan suami-isteri menjadi kekuatan istimewa dalam menjalani kehidupan yang harmonis dalam keluarga.

Ciri perkawinan katolik ialah ketidakceraian.

Yesus menolak perceraian walaupun Hukum Taurat memperbolehkan adanya perceraian.

Persekutuan hidup antara laki-laki dan perempuan itu harus dijaga di dalam kesetiaan yang kokoh.

Tidak ada alasan pun untuk bercerai. Yesus bersabda, “Apa yang telah dipersatukan oleh Allah, tidak boleh diceraikan manusia!”

Allah mengikat perkawinan itu sehingga tidak ada alasan untuk bercerai.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku setia, berkomitmen

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here