“Cinta Pertama” yang Seharusnya Tak Lekang

0
1,329 views
Ilustrasi - Cinta pertama sampai tua. (ist)

Bacaan 1: Why 1:1-4; 2:1-5a
Injil: Luk 18:35 – 43

SETIAP orang pasti memiliki perasaan “jatuh cinta pertama kali”.

Banyak ungkapan rasa tentang hal ini, ada yang mengatakan; sesak di dada, jantung berdetak lebih cepat dari biasanya, pandangan matamu selalu tertuju kepadanya, selalu ingin bertemu dengannya setiap saat, hati bergetar, tidak mau menyakiti, rela berkorban tanpa merasa berkorban, cinta sanggup menutupi segala sesuatu dan sebagainya.

Meski ada yang mengatakan bahwa cinta pertama tak pernah lekang (hilang) namun nyatanya seiring waktu cinta seperti itu bisa memudar lalu hambar.

Jemaat Efesus begitu giat dalam iman Kristiani, sukacita dalam pelayanan, membenci orang jahat, mencobai rasul palsu dan tetap sabar dalam penderitaan oleh karena Kristus. Namun hari ini Tuhan Yesus mengingatkan mereka:

“Namun demikian, Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.”

Saya menterjemahkan “kasih semula” sebagai “cinta pertama”. Seiring waktu mereka telah kehilangan gelora cinta pertama pada Tuhan. Meski tetap giat dalam pelayanan namun sepertinya hatinya hambar. Mereka kehilangan gelora cinta pertama pada Kristus.

Maka Tuhan ingin mereka bertobat, “Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan.”

Tuhan ingin mereka kembali mengingat cinta pertamanya dan bertobat kembali kepada-Nya.

Bahkan Tuhan sangat serius menghukum jika mereka tetap membandel, “Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.”

Dalam tradisi Yahudi, mereka percaya bahwa penyakit adalah sebuah kutukan akibat dosa termasuk buta. Maka seorang pengemis buta yang duduk di pinggir jalan itu, saat mendengar Yesus lewat ia berseru: “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!”

Pengemis buta itu percaya bahwa Yesus adalah Tuhan yang bisa mengampuninya dan kemudian menyembuhkan kebutaannya. Maka tanggapan Yesus kepadanya: “Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!”

Pesan hari ini

Manusia selalu punya kecenderungan berbuat dosa tanpa harus diajari. Hendaknya mau mendengar, saat Tuhan menegur bahwa saya telah jatuh begitu jauh dalam dosa dan mau bertobat kembali kepada “cinta pertamaku pada-Nya”. Mohon pengampunan agar disembuhkan dari luka batin.

Kata Gombloh, “Kalau cinta sudah melekat, tai kucing rasa coklat,” cinta harus rela berkorban tanpa merasa berkorban dan seharusnya tak lekang oleh waktu. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here