Senin, 13 Juli 2020
Yes 1:11-17 dan Mat 10:34-11:1
SIKAP munafik ditolak Tuhan. Tuhan benci melihat perayaan, jijik terhadap persembahan yang tidak sungguh.
Dengan tegas, Tuhan berfirman: “Apabila kalian menadahkan tangan untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku” (Yes 1:15).
Tuhan menuntut dari kita umat-Nya sikap tobat dan pembaharuan hidup. Pengampunan tersedia bagi orang yang sungguh mau bertobat. “Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan – perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku” (Yes 1:16).
Sikap tobat mesti ditunjukkan dalam tindakan nyata: “Usahakan keadilan, kendalikan orang kejam, bela hak anak-anak yatim, perjuangkan perkara janda-janda” (Yes 1:17).
Hidup berdampingan penuh damai menjadi dambaan semua orang. Tetapi kedamaian di dunia ini berbeda dengan damai yang ditawarkan Kristus. Bahkan dengan tegas Yesus berkata: “Jangan kalian menyangka bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi. Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang” (Mat 10:34).
Damai sejati yang dari Tuhan itu hanya didasarkan pada kebenaran dan keadilan yang digunakan sebagai dasar perundingan, pembangunan hidup dan kesejahteraan bersama.
Tugas semua murid Yesus adalah berjuang menghidupi damai sejahtera yang ditawarkan Yesus, sekalipun harus kehilangan nyawa: “Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya kembali” (Mat 10:39).
Tugas kita para murid Yesus zaman ini adalah kita mengusahakan damai sejati Kristus.
Caranya adalah menjaga diri kita dengan pedang keadilan dan kebenaran, bertobat dan membaharui diri, melakukan karya amal kasih: memperhatikan orang kecil dan mereka yang terpinggirkan.
Kita mesti mulai dari diri sendiri. Dalam kasih Yesus kita bisa. Semoga.