“Delete” dan Nikmatilah Hidupmu! (1)

0
1,296 views

Sementara mengadakan perjalanan ke Pulau Bunaken, ada sms-sms berbau teror yang menyakitkan hati.  SMS itu kusimpan dan kadang-kadang kubaca lagi. Hal itu saya lakukan berkali-kali. Ini juga yang menyakitkan.

Kemudian secara tidak sengaja, saya membaca tulisan yang tertera di palka, “Jangan membaca berulang kali sms yang menyakitkan. Delete! Agar batin tidak  tersiksa.” Pada saat itu juga, saya delete pesan singkat  tersebut dan tidak lama kemudian, saya bisa menikmati rekreasi di Pulau  Bunaken dengan gembira hati.

Menghapus, remove, delete merupakan  pengalaman yang sering kita lakukan.  Kalau kita menghapus tulisan di komputer dengan mudah kita delete. Jika kita menghapus tulisan di whiteboard dengan mudah kita erase. Dengan menghapus tulisan atau gambar di komputer dan di whiteboard  tersebut, tidak ada beban sama sekali dalam diriku.

Namun amat lain jika kita harus me-remove nama-nama orang dalam alamat BBM, YM,  e-mail maupun hand phone. Mereka adalah nama-nama pribadi yang pernah bersahabat dengan kita dan tidak lama lagi tidak akan ada komunikasi lagi.  Setiap perpisahan pasti menyakitkan.

Putu Wijaya pernah menulis di Majalah Jakarta-Jakarta tentang remove.  Pada zaman itu, orang-orang masih akrab komunikasi lewat korespondensi. Ketika seseorang membuka buku alamat, ia mulai  merenungkan nama-nama yang tertera dalam buku tersebut.

Satu per satu, ia mulai ingat kembali nama-nama orang yang sering dikirimi surat.  Ada yang enak diajak komunikasi, namun juga ada orang yang tidak pernah membalas jika dikirimi surat. Akhirnya pemilik buku alamat itu pun mulai ambil tip-ex dan me-remove nama-nama tersebut.

Setiap kali menghapus satu nama, ia menitikkan air mata, karena persahabatan yang telah dialami selama ini. Ritual penghapusan nama-nama dalam buku alamat bagaikan perpisahan yang tidak mungkin akan berjumpa lagi. Sahabat yang dulu dikirimi surat, kini  tidak  akan ada  lagi komunikasi.

Penghapusan pribadi juga dialami oleh Fouquet. Ia adalah menteri keuangan dari  Louis XIV (1710 – 1774) sang Raja Matahari, Le Roi Soleil. Sang raja ini adalah pria angkuh dan arogan yang selalu ingin menjadi pusat perhatian. Ia tidak menghendaki adanya  matahari kembar.

Suatu  kali, Fouquet itu mengadakan pesta yang luar biasa hebat. Ia membuat pesta itu,  supaya nama sang raja semakin besar dan semakin bersinar. Namun sangat disayangkan bahwa pesta itu malah menjadikan sang menteri lebih popular.

Tentu saja raja langsung marah dan memerhentikan dirinya  dari menteri keuangan dan dituduh korupsi. Ia di-delete, dan mengangkat bendahara istana yang baru yakni, Jean-Baptiste Colbert seorang yang amat kikir  dan pribadinya pun tidak menarik serta pesta-pesta kenegaraan  yang ia buat paling membosankan di Paris. bersambung

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here