Dengan Ketoprak, Gereja Membangun Persaudaraan Sejati di Paroki St. Antonius Kendal

0
561 views
Ketoprak kebangsaan di Gereja St. Antonius Paroki Kendal, Jateng. (Ist)

“WAH pangling saya, gak mengira kalau romo. Tambah gagah dengan pakaian kebesaran keraton,” ungkap seorang umat yang melihat para romo ikut main ketoprak.

Pelataran Gereja St. Antonius Padua Kendal telah terpasang panggung pentas ukuran 8 x 6 meter dengan hiasan meriah. Hari itu akan diadakan penutupan Perayaan Natal sekaligus Novena Maria Ratu Pengharapan dengan pentas ketoprak kebangsaan.

Romo main ketoprak

Ketoprak dengan lakon Sumpah Amukti Palapa dimainkan oleh Umat Katolik bersama dengan umat komunitas agama lain.

Romo Y. Sunaryadi Pr menjadi Prabu Jayanegara dan penulis, Romo. A. Joko Purwanto Pr, menjadi Patih Mangkubumi Harya Tadah.

Selama satu setengah bulan mempersiapkan diri, akhirnya pada hari Sabtu, 12 Januari 2019 pentas ketoprak kebangsaan dimainkan.

Banyak umat ikut hadir menyaksikan pentas ini. Mereka merasa terhibur dan mengapresiasi para romo yang ikut terlibat langsung.

Kami merasa perlu melestarikan budaya yang adi luhung karena bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghargai budayanya sendiri.

Nilai kebangsaan

Nilai kebangsaan diambil dari dua sisi.

Pertama, lakon diambil dari Babad Majapahit yang mengisahkan bagaimana Patih Gajah Mada berjuang menegakkan kesatuan Nusantara dengan Sumpah Palapa. Majapahit yang dirongrong oleh pemberontakan Rakuti dan Rasemi dan para prajuritnya harus diselamatkan.

Gajah Mada tampil sebagai pahlawan meredam pemberontakan dan menyatukan kembali Nusantara.

Tokoh umat beragama main ketoprak.
Menyatupadu dalam semangat kebangsaan melalui ketoprak.

Kedua, para pemain dan penabuh gamelan diambil dari berbagai sisi kehidupan, baik agamanya maupun latar belakangnya. Ada yang beragama Islam, Kristen, Hindu dan Katolik.

Ada romo, pengurus dewan paroki, ada pengurus masjid. Di sela-sela latihan mereka juga menjalankan sholat bersama.

Sungguh nampak sekali persaudaraan dan kebersamaan yang dijalin. Inilah nilai kebangsaan yang kami petik bersama dalam pentas ketoprak.

Seni budaya menjadi pintu masuk merajut kebersamaan. Paroki St. Antonius Padua Kendal berusaha melestarikan budaya sekaligus menjalin silahturahmi dengan saudara-saudara yang beragama lain.

Sumpah Palapa oleh Patih Gadjah Mada.

Dalam semangat persaudaraan ini, tak ada lagi sekat-sekat yang memisahkan. Panggung ketoprak menjadi ajang yang bagus untuk srawung, bersaudara dengan semua orang tanpa memandang apa latar belakangnya.

Kegiatan ini juga sesuai dengan pernyataan misi (tagline) Paroki St. Antonius Padua Kendal tahun 2019 yakni: “Gereja yang ambil bagian secara aktif dalam kehidupan sosial, politik dan kemasyarakatan.”

Dengan pentas ketoprak ini Gereja ingin hadir di tengah masyarakat dan ikut membangun kehidupan yang rukun dan bersaudara dengan semua orang.

Malam telah larut dan lirih terdengar sayup-sayup kidungan Lingsir Wengi.

Tak terasa malam telah menuju ke peraduan dan esok pagi harus melanjutkan membangun peradaban kasih bersama dengan orang-orang yang berkehendak baik.

Selamat berjuang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here