Depresi: Solusinya Self Healing, bukan Self Killing

2
400 views
Ilustrasi - Depresi berat karena terlalu bernafsu memberi ambisi. (Ist)

ADA sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa manusia membutuhkan manusia lain. Intinya, manusia tidak bisa hidup sendiri. Manusia pasti membutuhkan manusia lainnya untuk hidup bersama dan saling menolong satu sama lain.

Namun, sebaliknya ada pernyataan yang mengatakan bahwa yang bisa menolong kita adalah diri kita sendiri. Orang lain tidak bisa benar-benar membantu kita. Karena, keputusan kembali lagi kepada kita, kita mau ditolong atau tidak.

Tidak tanpa masalah

Hidup manusia selalu bergelut dengan yang namanya masalah. Masalah satu selesai, muncul masalah lain. Hingga pada akhirnya manusia sampai pada titik depresi.

Bahayanya adalah sering kali manusia tidak sadar bahwa dirinya sedang depresi. Manusia selalu menganggap dirinya baik-baik saja, padahal sebenarnya sedang tidak baik-baik.

Maka kesadaran adalah kuncinya. Kesadaran itu mengarah pada dua hal, mengobati atau justru melukai.

Fenomena gunung es

Laman berita sebuah portal berita umummengatakan bahwa permasalahan bunuh diri itu seperti gunung es. Karena, selama ini yang terlihat itu hanya puncaknya, di bawahnya masih ada banyak hal yang tersembunyi.

WHO mencatat ada 800 ribu orang tewas dengan cara bunuh diri setiap tahunnya di seluruh dunia. Dan sebagian besar alasan seseorang bunuh diri adalah karena depresi.

Itu artinya, sadar atau tidak sadar, depresi dapat membahayakan hidup manusia.

Di Jepang saja, kasus bunuh diri meningkat 70% sejak pandemi covid yang terjadi saat ini. Dan kasus tersebut terjadi pada perempuan.

Schizophrenia

Pada tahun 2018, WHO mencatat ada kurang ebih 300 juta orang di dunia mengalami depresi. Dan juga ada 23 juta orang mengalami schizophrenia.

  • Depresi adalah perubahan tingkah laku, emosi dan juga fisik karena perasaan putus asa dan rasa menjadi beban bagi orang lain.
  • Skizofrenia adalah gangguan pada psikologi yang meliputi delusi, halusinasi dan ujaran yang tidak teratur.

Angka tersebut bukanlah angka yang kecil. Dan kita sendiri juga tidak tau apakah kita termasuk dalam salah satu angka tersebut atau tidak.

Dan mungkin saja, justru kita yang akan menambah angka itu.

Ilustrasi – Bingung mau apa dan kemana. (Artworks)

Tahapan

Ada beberapa fase saat kita bergelut dengan masalah hidup.

  • Tahap pertama, kita akan mengalami  fase “ngeyel” dengan apa yang menimpa kita.
  • Kemudian kita akan masuk pada fase “marah” pada semua hal yang ada disekitar kita.
  • Kemudian kita akan mulai masuk pada fase “nawar” untuk kembali pada kehidupan yang enak dulu.
  • Lalu kita masuk pada fase “depresi” karena susah menerima yang ada dan kita merasa kosong.
  • Masuklah pada fase terakhir yaitu “ikhlas” pada semuanya.

Semua fase itu akan terus berputar dalam kehidupan kita dan menghiasi hidup kita. 

Gambaran umum di layar kaca

Akhir-akhir ini, ada banyak karya-karya seperti film atau lagu yang menggambarkan kondisi psikologi seseorang.

Salah satu contoh film yang sempat terkenal adalah film milik Ernest Prakarsa yang berjudul Imperfect dan juga film karya Angga Dwimas yang berjudul Nanti Kita Cerita Tentang Hari ini.

Berangkat dari film-film tersebut, muncul juga lagu-lagu yang bertemakan penyemangat dalam kondisi buruk.

Contohnya saja lagu milik Fiersa Bersari berjudul Pelukku untuk Pelikmu dan juga duetnya bersama Feby Putri yang berjudul Runtuh.

Setiap orang memiliki kesibukan dan kepenatan masing-masing. Ada yang mengejar cita-cita dan mengejar kekayaan dengan alasan sebuah kebahagiaan.

Tanpa kita sadari, hal itu akan membunuh kita perlahan. Sebab semakin kita berambisi mengejar standar kebahagiaan itu, kita akan semakin menemukan kenyataan yang tidak sama dengan yang ada dalam ekspektasi.

Self healing

Saat ini, mulai tenar istilah self healing. Sebuah istilah bagi seseorang yang dalam kondisi depresi dan ingin mengembalikan keadaan dirinya seperti semula.

Ada banyak cara untuk bahagia dan mengobati diri sendiri. Tidak hanya melalui psikiater saja. Support system adalah hal penting untuk mengobati diri kita.

Ada banyak buku dan juga pilihan lain seperti vacation ke tempat-tempat bagus untuk mengobati diri kita.

Intinya pada kesadaran kita. Kita sadar kalau diri kita sedang terluka dan ingin sembuh atau tidak. Maka, kita yang memilih untuk berada di lingkungan yang mendukung atau justru menghancurkan kita.

Kalau cara self healing kita dengan minum alkohol atau dengan narkoba, itu bukan cara untuk healing melainkan self killing.

Berpulang pada kekuatan sendiri

Orang yang bisa menolong diri kita adalah diri kita sendiri. Tetapi bukan berarti kita tidak butuh orang lain.

Salah satu solusi self healing yang mudah adalah bercerita dengan orang lain. Melalui cerita, kita sadar bahwa kita sedang tidak baik-baik saja dan mau menerima keadaan itu.

Kita cuma perlu sadar untuk bisa melihat jalan mana yang harus diambil. Saran dari siapa pun memang tidak selalu benar, tetapi setidaknya berpikirlah terbuka dengan menimbangnya.

Dengan kesadaran itu, kita tidak lagi menutup diri dengan banyak topeng dan lari dari kenyataan.

Dengan sadar kita tidak melakukan self killing yang terencana, tetapi menjadi self healing yang tepat.

Perlahan kita akan menjadi pribadi yang tangguh dalam menghadapi permasalahan kita.

Ingat, jangan sampai kita sendiri yang menambah angka bunuh diri diatas karena ketidaksadaran kita.

2 COMMENTS

    • Nafsu hal yg positif… Kita kerja saja butuh nafsu.. Kalau kita tidak punya nafsu, justru itu yang perlu dipertanyakan.. Hanya saja apakah nafsu sudah diarahkan kepada hal positif? Faktanya justru kita mengarahkan pada hal negatif kan?
      Kalau kita stress lalu lari ke nafsu dengan semangat kerja atau kegiatan positif yg lain masih it’s Oke.. Kalau kita mengarahkan pada hal negatif, pertanyakan lagi niat kita.. Judul saya self healing. Jangan-jangan kita mengatasnamakan stress utk menghalalkan nafsu kita yg mengarah pada negarif.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here