“BEDA Bergairah, Beda Berfaedah”. Itulah tema perayaan Dies Natalis I Kokerma (Koordinasi Kerasulan Mahasiswa) Keuskupan Purwokerto, Minggu, 4 Juni 2017 di Wisma St. Tarsisius Margasiswa Purwokerto pukul 16.00-21.00 WIB. Gema gairah semangat dan usaha berfaedah menjalin tali persatuan ini diangkat dari keprihatinan bangsa Indonesia soal perbedaan yang akhir-akhir ini menggelisahkan dan menggelikan. “Kita mahasiswa/i pasti bisa jadi inspirator keberagaman,” ungkap salah seorang mahasiswi Kokerma.
Hal ini sejalur dengan misi mengakomodir berbagai kebutuhan dari elemen-elemen kemahasiswaan yang memiliki perbedaan latar belakang, kelompok, suku, budaya, dan corak organisasi. “Perbedaan itu seperti adonan yang diolah, lalu siap dimasak bareng,” ungkap salah seorang mahasiswa Kokerma.
Berbagai elemen adalah para mahasiswa dari STIKOM (Sekolah Tinggi Ilmu Komputer) Yos Sudarso, UMAKA (Unit Kegiatan Mahasiswa Katolik) Universitas Jenderal Soedirman, ST3 Telkom, Universitas Wijaya Kusuma (UNWIKU), tamu undangan dosen pendamping, serta perwakilan Orang Muda Katolik (OMK) Voltus St. Yosef Purwokerto Timur dan Orang Muda Katolik Katedral Kristus Raja Purwokerto. Mereka semua hepi ikut hadir memeriahkan perayaan keberagaman.

Selebrasi iman bersama
Perayaan keberagaman itu sendiri diawali dengan Ekaristi Syukur Dies Natalis I Kokerma yang dipimpin oleh Rm. Antonius Padua Ary Setyawan Pr (Moderator Komisi Kemahasiswaan Keuskupan Purwokerto). Dalam ekaristi syukur, persembahan kebangsaan disimbolkan dengan doa berantai sambil membawa piala, hosti, dan anggur, buah-buahan hasil bumi, dan bendera Merah-Putih sebagai lambang identitas sebagai Warga Negara Indonesia yang menjunjung kebhinnekaan. Usai perayaan ekaristi, acara dilanjutkan dengan selebrasi bersama.
Selebrasi dikemas dengan menarik, mulai dari prosesi potong tumpeng, pesta kostum, akustikan, door prize, dan dipungkasi dengan prosesi lilin “Doa Kejar Jodoh di Tempat”. Tumpeng dibagikan ke semua perwakilan komunitas mahasiswa yang hadir serta tamu undangan OMK Voltus. Pesta kostum digelar dengan peragaan lenggak-lenggok di karpet merah dan dinilai oleh dewan juri dari Bu Carolina Etty (pendamping KMK Stikom Yos Sudarso), Bu Sisil (pendamping KMK ST3 Telkom), dan Rm. Ary Setyawan Pr (Moderator Kokerma Keuskupan Purwokerto).
Kostum yang dikenakan bervariasi mulai dari kostum tablo, pakaian pramuka, pakaian tradisional Kalimantan Barat, kebaya, pakaian adat Jawa, pakaian pendaki gunung, pakaian kimono, pakaian petani, pakaian hantu, hingga kostum kekinian dengan aneka rupa aksesoris. Seraya menikmati peragaan busana, para peserta juga menikmati makanan khas Purwokerto mendoan, jajanan pasar, dan nasi kucing angkringan Bu Kadar yang ludes disantap.

Kejar jodoh
Usai pesta kostum, tibalah saat prosesi lilin “Doa Kejar Jodoh di Tempat” yang membuat penasaran. Saat prosesi lilin “Doa Kejar Jodoh di Tempat”, semua peserta yang hadir memegang lilin bernyala, menatap lekat cahaya lilin, melakukan doa hening, mengulang-ulang kata Yesus dalam ritme nada, mengucap nama calon pasangan dalam batin (bagi yang sudah memiliki), mendoakan kriteria-kriteria yang diinginkan untuk mendapat pasangan (bagi yang belum memiliki), mendoakan keluarga, dan juga mendoakan kaum selibater yang mengabdikan diri seutuhnya pula untuk pelayanan umat Allah.
Prosesi lilin berlangsung dengan haru, penuh penyerahan pada kuasa Tuhan dan kemudian diakhiri dengan berkat dan perutusan dari Rm. Ary Setyawan Pr.
“Saya terharu. Dengan doa, ternyata pasangan yang berbeda karakternya juga bisa menyatu,” tukas salah seorang mahasiswi. Akhirnya, acara ditutup dengan foto-foto bersama dan pemberesan tempat bersama seluruh peserta.
“Perbedaan ternyata menggairahkan dan berfaedah jika disyukuri, diterima, dan akhirnya memperkaya,”, ungkap salah seorang mahasiswa yang mengikuti perayaan Dies Natalis I Kokerma.
Semoga awal yang baik di ulang tahun pertama Kokerma, makin menggairahkan keterlibatan berbagai pihak dan berfaedah bagi lingkungan masyarakat.
Kredit: Kokerma Keuskupan Purwokerto