Home BERITA Diutus untuk Melamar

Diutus untuk Melamar

0
Ilustrasi -

Puncta 03.07.22
Minggu Biasa XIV
Lukas 10: 1-9

BEBERAPA kali, saya pernah diutus jadi “duta penglamar.”

Saya diminta keluarga salah satu saudara untuk melamar ke pihak perempuan.

Juga pernah mewakili keluarga perempuan untuk menerima lamaran dari pihak laki-laki.

Sebagai utusan, saya harus mempelajari banyak hal. Lebih-lebih bila tata upacara pakai adat Jawa.

Belajar ngomong Jawa dengan bahasa yang sopan, pakai istilah-istilah yang sulit. Belajar menggunakan pakaian Jawa yang banyak macamnya.

Seorang utusan mesti menunjukkan kualitas pribadi yang mengutusnya.

Mampu mengutarakan maksud dan tujuan dengan benar. Bisa menempatkan diri dengan baik.

Sebelum menjalankan tugas, seorang utusan melakukan laku prihatin; puasa, berdoa supaya tugas yang dijalankan berhasil.

Tidak mungkin mengandalkan kemampuan diri sendiri. Harus banyak bertanya dan belajar kepada yang ahli. Tidak lupa mesti juga mengandalkan Tuhan.

Dalam Injil hari ini, Yesus mengutus murid-Nya pergi berdua-dua untuk mempersiapkan kedatangan-Nya.

Tugas para utusan ini sungguh berat. Diibaratkan seperti domba masuk ke tengah gerombolan serigala.

Serigala menggambarkan tantangan, ancaman dan bahaya dari luar. Mereka mengancam untuk menggagalkan tugas para utusan.

Di luar sana banyak serigala yang mengancam, menolak, bahkan berusaha menghancurkan rencana para utusan.

Menghadapi tugas yang berat itu, mereka tidak boleh menggantungkan dan mengandalkan pada hal-hal duniawi: pundi-pundi, bekal atau kasut.

Hanya Tuhan saja yang jadi andalannya. Tuhan akan membereskan segalanya.

Tidak usah kawatir dan takut akan bekal, uang, makanan dan segala tetek bengeknya.

Menjalankan tugas harus fokus. Jangan memberi salam kepada siapa pun.

Jangan banyak singah ke sana kemari dan ngobrol yang tidak penting. Kebanyakan ngobrol tugas jadi tertunda dan tersendat-sendat.

Tugas utama para utusan itu adalah memberikan salam damai sejahtera bagi mereka yang dijumpai.

Salam damai itu semacam berkat. Kalau orang mau menerima akan menjadi berkatnya.

Tetapi kalau tidak mau menerima, berkat itu akan kembali kepada kita. Tugas kita adalah membagi berkat dari Tuhan.

Setiap kali kita ikut Perayaan Ekaristi, di sana kita menerima berkat dan pengutusan.

Imam berkata sesudah memberikan berkat, “Pergilah, kalian diutus.”

Setiap orang Katolik adalah utusan Tuhan. Kita semua diutus untuk berbagi berkat.

Maukah kita menjadi utusan Tuhan untuk berbagi kasih kepada orang-orang di sekitar kita?

Naik kereta jurusan Surakarta,
Karena ngantuk sampai Surabaya.
Kalau kita sudah menerima Krisma,
Kita diutus mewartakan kasih-Nya.

Cawas, siap diutus….

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version