DINGINNYA hawa Pakem di wilayah dataran tinggi DIY arah Kaliurang di hari Senin malam tanggal 18 Juli 2022 sungguh tak sampai menyurutkan orang untuk melambungkan doa.
Ini juga yang telah menggerakkan hati dan semangat Romo FX Agus Suryana Gunadi Pr, imam diosesan Keuskupan Agung Semarang. Meski mulai ngantuk dan lelah karena seharian menyetir sendiri dari Wonogiri ke Yogyakarta, namun imam yang sudah 28 tahun imamat ini tetap super gesit untuk berdoa.
Doa Koronka Tengah Malam
Ia kemudian bergegas diri, karena tepat pukul 21.30 WIB ingin melambungkan Doa Koronka Jelang Tengah Malam.
Doa Koronka ini kami lakukan di tengah hawa ngantuk yang mulai menerjang kelopak mata. Plus berlangsung di tengah terpaan hembusan angin dan hawa dingin yang mulai menggigit kulit dan tulang yang malam itu hanya dibalut baju hangat super tipis.
Bersama Heri dari Bantul, DIY, Romo FX Agus Suryana Gunadi Pr -kini pengampu pastoral di Gereja Santo Yohanes Rasul Paroki Wonogiri- mengajak Titch TV melambungkan Doa Koronka Jelang Tengah Malam.
Umat Katolik di wilayah borderless
“Ada begitu banyak orang di ‘luaran sana’ -istilah untuk menyebut warga Umat Allah lintas parokial dan berada di wilayah yang borderless- yang ingin kita ajak berdoa malam ini.
Dengan intensi atau ujud doa macam-macam.
Intinya, kita semua mohon kerahiman Allah melalui Santa Faustina agar semua permohonan doa-doa ini dikabulkan,” papar Romo Agus, imam diosesan KAS asal Paroki Bantul ini.
Permohonan terkabul
Menurut alumnus Seminari Mertoyudan angkatan tahun masuk 1980, melalui Doa Koronka Jelang Tengah Malam, banyak umat di wilayah borderless ini mengalami banyak “keselamatan”.
Apakah itu dalam bentuk kesembuhan dari berbagai penyakit dan sakit. Juga, permohonan-permohonan pribadi yang telah dikabulkan Tuhan melalui perantaraan Santa Faustina. (Berlanjut)
