ADA minimal dua peristiwa penting yang kita temukan dalam Injil hari ini (Lukas 6:12-19).
Pertama, Yesus pergi ke suatu bukit dan semalam-malaman berdoa kepada Allah (Lukas 6:12). Kedua, Yesus memanggil murid-murid-Nya dan memilih dua belas rasul (Lukas 6:13).
Mungkin ada yang bertanya tentang bagaimana Yesus berdoa dan apa yang diminta-Nya dalam doa. Dia berdoa semalam-malaman berarti berada dekat dan bersama Allah Bapa-Nya secara pribadi.
Itulah makna utama berdoa.
Selanjutnya, Yesus tidak meminta ini dan itu, melainkan mendengarkan kehendak Bapa-Nya. Berdoa itu bukan hanya berbicara, melainkan mendengarkan. Kita jarang sekali berdoa dengan cara ini. Kita lebih banyak berbicara dan meminta. Di atas keduanya, berdoa berarti berada bersama Tuhan.
Keesokan harinya, Yesus meneruskan karya-Nya. Untuk membantu-Nya, Yesus memilih dari antara para murid-Nya dua belas rasul. Sesuai dengan artinya, mereka itu utusan Tuhan yang melanjutkan karya Yesus. Dia mendirikan Gereja-Nya di atas dua belas rasul itu.
Dua belas rasul itu menjadi awal dari “magisterium” atau kuasa mengajar Gereja yang bertanggungjawab untuk menjaga kesatuan iman Kristen dan pesan Inji. Rasul-rasul itu kini tampak dalam diri para uskup yang bertugas menjaga keutuhan Gereja.
Yesus memercayakan tugas perutusan itu tidak hanya kepada dua belas rasul, melainkan kepada semua orang Kristen (Matius 28:18-20). Jadi, mereka semua berpartisipasi dalam mewartakan Injil. Mereka berhasil melaksanakan tugas itu bila meneladan Yesus.
Pertama, mereka perlu mendengarkan kehendak Tuhan, karena mereka adalah utusan-Nya. Seorang rasul sejati menyampaikan pesan Tuhan, bukan pesannya sendiri.
Kedua, mereka perlu memulai dan mengakhiri karyanya dengan berdoa. Doa hendaknya membuka dan menutup kegiatan setiap hari.
Berdoa dan mewartakan Injil merupakan satu kesatuan. Yang pertama membantu orang memahami kehendak Tuhan. Yang kedua tindakan nyata melaksanakan kehendak-Nya.
Selasa, 10 September 2024
HWDSF