Donasi untuk Susteran Abdi Kristus: Tembok Retak, Ular Kobra Sering Masuk Dapur dan Ruangan Lainnya

0
1,577 views
Kondisi tembok Biara-Susteran Abdi Kristus di Wates, Kulon Progo, DIY yang mengalami retak parah dan plafon usang sehingga ular berbisa dan serangga bisa masuk susteran. (Dok. Sr. Vita AK)

KALI ini, Gerakan Kemanusiaan Words2Share menginisasi program bantuan amal kasih baru. 

Dengan menyasar sebagai calon penerima manfaat bantuan adalah Biara Susteran Abdi Kristus (AK) di Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Sudah 54 tahun

Kondisi tembok Susteran AK ini sudah sekian lama retak. Lantaran umur biara-susteran ini juga sudah sangat tua. Sejalan dengan keberadaan Biara-Susteran AK di Wates sejak tahun 1967.

Berarti juga, usia Biara-Susteran AK Wates ini sudah 54 tahun.

Tiga suster perintis

Menjawab Words2Share, Sr. Vita AK selaku Pemimpin Komunitas Biara Abdi Kristus Wates menjelaskan sejarah berdirinya Komunitas Susteran AK di wilayah Kabupaten Kulon Progo, DIY ini.

“Komunitas Susteran AK di Wates resmi mulai dibuka tahun 1958. Dengan kehadiran tiga suster ADSK (Abdi Dalem Sang Kristus) perintis karya. Ketiga suster perintis karya ini adalah Sr. M. Bernarda ADSK, Sr. M. Chatarina ADSK, dan Sr. M. Theresia ADSK. Kini, semuanya sudah meninggal dunia,” kata Sr. Vita AK.

Dahulu kala dan bertahun-tahun silam, Kongregasi Suster Biarawati Abdi Kristus lebih dikenal dengan nama ADSK (Abdi Dalem Sang Kristus).

Menumpang rumah umat

Menurut Sr. Vita AK, pada tahun-tahun awal berdirinya Komunitas Abdi Kristus di Wates ini, ketiga suster perintis harus rela tinggal dengan “ngekos” menumpang di rumah keluarga umat Katolik setempat.

“Ini terjadi pada kurun waktu tahun 1958-1963. Ketiga suster perintis karya di Wates menumpang di rumah umat yaitu di rumah keluarga Bapak M. Adisumarto,” terang Sr. Vita KA.

Merintis berdirinya sekolah TK

Mulai tahun 1962, Romo Paroki Wates bersama Dewan Paroki bersama ketiga suster perintis itu mulai menginisiasi berdirinya sekolah TK.

Waktu itu, kata Sr. Vita AK, sekolah TK tersebut ada dalam tata kelola Yayasan Kanisius Cabang Yogyakarta yang diampu oleh para pastor Jesuit.

“Mulai tahun 1963, para suster AK mulai pindah rumah dan kemudian bisa menempati sebuah bangunan rumah berlokasi di wilayah gereja paroki. Barulah sejak tahun 1967, para suster Abdi Kristus mulai tinggal di rumah biara sendiri yang berlokasi di Dusun Terbah, Pengasih, Kulon Progo. Dan itu berjalan sampai sekarang,” tandas Sr. Vita AK.

Tembok retak dan ular masuk susteran

Biara Susteran Abdi Kristus (AK) ini berada di wilayah pastoral Paroki Wates, Kulon Progo, DIY.

Para suster Abdi Kristus berkarya di Wates sudah lebih dari 60 tahun; sudah eksis di Wates sejak tahun 1958.

Mereka mengampu karya pendidikan, tempat penitipan anak (one-day care), dan pastoral membantu Paroki Wates, Kevikepan DIY Wilayah Barat.

Namun, mereka baru berhasil menempati “rumah sendiri” sejak tahun 1967.

Dinding tembok bagian dapur dan ruangan-ruangan lainnya di “rumah sendiri” itu sudah mengalami retak sejak lama.

Atap plafon berbahan baku asbes yang sangat tidak sehat –karena bisa memicu kanker paru-paru- sudah mulai usang kayu-kayu reng penyangganya.

Akibatnya, di waktu hujan deras sering bocor dan terjadi rembesan di sejumlah titik lokasi.

Hingga saat ini belum bisa dilakukan renovasi.

Ular berbisa jenis kobra dan aneka serangga lainnya dari kebun luar bisa masuk dari lubang retakan dinding tersebut.

Bahkan tak jarang, hewan melata berbisa dan serangga beracun itu bisa mencapai lokasi ruangan di mana anak-anak di one-day care spot berada.

Melihat kondisi kebutuhan renovasi biara-susteran Abdi Kristus di Wates ini, maka Gerakan Kemanusiaan Words2Share lalu menginisiasi prakarsa bantuan. 

Dengan upaya mau mencarikan dana amal kasih.

Tujuannya agar segera bisa dilakukan perbaikan atas fasilitas hidup harian para suster Abdi Kristus di Wates, Kulon Progo, DIY.

Saat ini ada tiga orang suster senior AK yang mengampu karya di Wates.

RAB sebesar Rp 87 juta

Hasil perbincangan Words2Share dengan para suster Abdi Kristus yang berkarya di Wates semakin memperjelas kebutuhan tersebut.

RAB (rancangan anggaran belanja) telah dibuat oleh seorang bapak, umat Paroki Wates yang dihubungi oleh para suster. Bapak ini secara profesi memang bertugas sebagai pengawas projek pembangunan Kantor Gereja Keuskupan Agung Semarang Kevikepan DIY Wilayah Barat yang sekarang ini berbasis di Paroki Wates .

Rancangan Anggaran Belanja yang dibuat oleh bapak pengawas projek pembangunan Kantor Kevikepan DIY Wilayah Barat yang berpusat di Paroki Wates. RAB ini dibuat atas permintaan Susteran-Biara Abdi Kristus di Wates untuk menakar kebutuhan anggaran guna membiayai projek renovasi fasilitas hidup harian para suster senior di Biara-Susteran AK Wates, Kulon Progo, DIY. (Dok. Sr. Vita AK)

Ahli bangunan tersebut mengkonfirmasi kebutuhan dana renovasi yang dibuat akhir tahun 2020 lalu adalah sebesar Rp 86.993.000,00 (Delapan puluh enam juta, sembilan ratus sembilan puluh tiga ribu, sembilan puluh tiga rupiah).

Kita bulatkan saja menjadi Rp 87 juta rupiah.

Dari kondisi “lubang” yang ada di dua posisi tembok inilah, ular berbisa sering kali masuk ke dapur dan kemudian ke ruangan-ruangan lainnya. (Dok. Sr. Vita AK)
Keretakan tembok juga terjadi di sudut ruangan dapur dan ruangan cuci. (Dok. Sr. Vita AK)
Sr. Vita AK menunjukkan posisi dan kondisi retaknya dinding tembok di ruangan dapur dan ruang cuci serta atap plafon sudah sudah usang. (Dok. Sr. Vita AK)
Dinding retak di Biara-Susteran Abdi Kristus di Wates, Kabupaten Kulon Progo, DIY. (Dok. Sr. Vita AK)
Kondisi hidup para Suster Abdi Kristus (AK) di Wates yang hari-harinya sering menjadi cemas karena ular berbisa dari kebun luar bisa masuk ke dalam dapur dan ruangan lainnya. (Dok. Sr. Vita AK)
Tembok yang retak juga terjadi di ruang cuci dan kamar mandi. (Dok. Sr. Vita AK)
Atap susteran masih berbahan baku dari asbes yang partikel-partikelnya bisa memicu kanker paru. (Dok. Sr. Vita AK)

Kontribusi Abdi Kristus

Pihak komunitas Susteran Abdi Kristus dan Generalat Biara AK berpusat di Ungaran Jateng juga mengkonfirmasi akan menyediakan dana kontribusi mereka masing-masing untuk projek renovasi ini.

Cara berdonasi

Words2Share mengajak semua pihak yang berkenan membantu program amal kasih berupa projek renonvasi Biara-Susteran AK di Wates, Kulon Progo, DIY.

Begini prosedurnya.

  • BCA Norek 802-5233-xxx
  • A.n. Sr. M. Vita MM Suyanti AK (Pemimpin Biara AK Wates).
  • Silakan memberi tambahan nomor 7 setiap melakukan transaksi. Contoh Rp 100.007,00 agar bisa dilakukan rekap transaksi dengan lebih mudah untuk proses tracing histori tranksaksi.
  • Berita: Susteran Wates.
  • Konfirmasi ke nomor WA 0812-1214-8336 agar bisa dilakukan administrasi histori transaksi dengan tujuan agar donasi jangan sampai melebihi kebutuhan.

Berdiri sejak tahun 1938

Kongregasi Suster Biarawati Abdi Kristus sudah eksis di Indonesia sejak tahun 1938.

Didirikan oleh Vikaris Apostolik Batavia (Jakarta) Mgr. Willekens SJ dengan tujuan untuk mendukung pelayanan pastoral Gereja Katolik Indonesia yang waktu di tahun 1938 mulai eksis di wilayah yang sekarang menjadi Keuskupan Agung Semarang dan Keuskupan Agung Jakarta.

Para suster AK berkarya mengelola karya pendidikan –khususnya PAUD dan SD, sekolah menengah- karya kesehatan dan panti asuhan.

Biara atau susteran AK sekarang ada di Keuskupan Agung Jakarta, Keuskupan Agung Semarang, Keuskupan Pangkalpinang, Keuskupan Timika (Nabire), Keuskupan Surabaya, Keuskupan Bogor, Keuskupan Palangka Raya, dan Keuskupan Denpasar (Lombok, NTB).

Dulu sekali, Kongregasi Suster Biarawati Abdi Kristus (AK) ini dikenal dengan nama Suster Abdi Dalem Sang Kristus atau ADSK.

Kredit foto dan video: Susteran Abdi Kristus Wates.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here