DALAM rangka upaya pelayanan kerasulan pendidikan dan demi upaya peningkatan mutu karakter kaum muda di wilayah permukiman Pegunungan Meratus di Provinsi Kalimantan Selatan -khususnya di daerah permukiman Bangkalan Dayak- maka Kongregasi Suster Fransiskus Dina (SFD) ingin mengembangkan karya pelayanan kami di bidang pendidikan kaum muda.
Caranya, dengan mengembangkan karya pembinaan generasi muda melalui fasilitas pendidikan dan pembinaan di Asrama Puteri Karang Liwar.
Lokasi karya pengembangan mutu SDM anak dan remaja di wilayah permukiman Pegunungan Meratus ini masuk dalam wilayah reksa pastoral Paroki Gendhang, Keuskupan Banjarmasin.
Sudah 7 tahun gabung tinggal dengan susteran
Sudah tujuh tahun lebih, tempat tinggal anak-anak asrama ini masih saja bergabung dengan biara Susteran SFD.
Asrama Puteri Karang Liwar dan Biara Sustera SFD hingga Maret 2022 ini sama-sama masih menempati fasilitas rumah tinggal Rumah Misi milik Keuskupan Banjarmasin.
Karena terbatasnya fasilitas pembinaan dan demi hidup membiara para suster yang lebih kondusif, Kongregasi Suster SFD merasa perlu membangun tempat tinggal sendiri dan asrama baru yang juga memadai dan lokasinya terpisah dari biara.
Berkenaan dengan itu, Kongregasi Suster SFD sangat mengharapkan kemurahan Bapak-Ibu agar berkenan membantu. Agar Konregasi Suster SFD bisa membangun dan mengembangkan Asrama Santo Fransiskus Karang Liwar, Kecamatan Kelumpang Hulu, Kabupaten Kotabaru, Keuskupan Banjarmasin.
Juga membangun rumah tinggal baru bagi para Suster SFD yang tempatnya sedikit terpisah dari asrama.
Perjalanan jauh dan menantang
Kepada Sesawi.Net hari Rabu tanggal 23 Maret 2022, Ketua Proyek Pembangunan Asrama Puteri Karang Liwar dan Susteran Kongregasi Fransiskan Dina, Sr. Stefani Restituta SFD, menerangkan tentang kondisi dan tantangan lapangan di wilayah permukiman sekitar Pegunungan Meratus di Provinsi Kalsel ini.
Betapa butuh mental baja agar mampu bertahan dalam mengampu karya di wilayah permukiman Gunung Meratus.
Antara lain, karena lokasinya benar-benar jauh dari “pusat kota” Banjarmasin – Ibukota Provinsi Kalsel. Dengan kondisi jalan raya yang kadang becek, berlumpur -saat hujan- dan kemudian banyak debu saat musim kemarau. Apalagi, kalau sudah keluar dari akses jalan utama.
“Jarak tempuh dari Banjarmasin ke Batulincin dengan menempuh jarak sedikit 339,2 km biasanya makan waktu kurang lebih 7 jam 39 menit.
Tapi, itu pun masih harus ditambah perjalanan dari “pusat kota” di wilayah pedalaman ini -yakni Batulicin- menuju Karang Liwar. Dengan jarak tempuh 82,1 km perjalanan ini biasanya makan waktu sekitar 1 jam 43 menit,” tutur Sr. Stefani SFD, Ketua Proyek Pembangunan Asrama Puteri Karang Liwar.
Rencana anggaran pembangunan
- Pembangunan Asrama Santo Fransiskus diperkirakan akan menelan biaya: Rp. 371.850.000.
- Dana sumbangan dari Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina (SFD): Rp. 100.000.000.
- Kekurangan sebesar: Rp. 221.850.000.
Untuk menuntaskan proyek pembangunan Asrama Puteri Karang Liwar ini, kami mohon bantuan donasi Bapak-Ibu sekalian.
Rencana Anggaran Belanja (RAB) secara detil termuat di lembaran proposal ini.
Donasi amal kasih Bapak-Ibu bisa disalurkan melalui:
Demikian permohonan ini kami sampaikan.
Atas perhatian dan bantuannya, kami ucapkan terimakasih.
Semoga Tuhan senantiasa memberkati perbuatan-perbuatan baik kita.
Gratia supplet.