Eko-Spiritualitas Santo Fransiskus Assisi

0
205 views
Ilustrasi: Sejak lama, Santo Fransiskus Assisi menjadi pelindung segala binatang. Juga sejak tahun 1980 jadi pelindung ekologi. Kini, penutup musim ciptaan ekumenis. (Ist)

SANTO Fransiskus Assisi (1182–1226) dikenal luas sebagai Orang Kudus yang sangat tercinta di antara semua santo. Kemiskinan, kesederhanaan, kerendahan hati, dan cintanya terhadap semua makhluk ciptaan termasuk menjadi landasan spiritualitasnya.

Eko-Spiritualitas Santo Fransiskus memberi sumbangan berharga dalam menanggapi krisis lingkungan hidup saat ini.

Keterhubungan manusia dengan seluruh ciptaan

Pada tahun 1980, Paus Yohanes Paulus II menetapkan Santo Fransiskus Assisi sebagai pelindung ekologi. Keputusan Tahta Suci ini merupakan pengakuan atas kecintaan Fransiskus yang tak terbatas terhadap segenap alam ciptaan.

Fransiskus merawat hubungan tak terputuskan dengan dunia ciptaan. Ia mewujudkan kasihnya kepada Allah melalui cinta dan rasa hormatnya terhadap seluruh karya ciptaan-Nya.

Fransiskus memadukan kasih terhadap sesama, kasih kepada Allah, dan kecintaan terhadap alam. Dia menghayati keterhubungan yang tak terputuskan antara manusia dan alam, jauh sebelum ada pergerakan ekologis.

Saudari kita: Ibu Bumi

Dalam ensikliknya Laudato Si’, Paus Fransiskus menyatakan sebagai berikut:

“Santo Fransiskus mengingatkan kita bahwa rumah kita bersama adalah seperti seorang saudari yang berbagi hidup dengan kita; seperti seorang ibu cantik yang menyambut kita dengan tangan terbuka.” (LS 1).

Santo Fransiskus telah merangkul dan mengintegrasikan ekologi spiritual. (Baca juga Laudato Si’ no. 10-12, 67, 87-91, 125, 218)

Dalam Gita Sang Surya atau Kidung Segala Makhluk, Fransiskus memuji dan memuliakan Allah bersama seluruh alam ciptaan. Ia melihat pancaran sinar Allah yang luar biasa dan keindahan serta kebaikan-Nya yang tak terbatas pada makhluk-makhluk-Nya.

Dengan penuh hormat dan kasih sayang, ia menyebut matahari “Tuan Saudara Matahari”; bulan dan bintang sebagai Saudari Bulan dan Bintang; angin, air, dan api sebagai Saudara Angin, Saudari Air, dan Saudara Api.

Ia menunjukkan kasih sayang yang istimewa terhadap Bumi; tidak hanya menyebutnya sebagai saudarinya, tetapi dengan segala hormat juga menyebutnya Ibu:

“Terpujilah Engkau, Tuhanku, melalui saudari kami Ibu Bumi, yang menyuap dan mengasuh kami, dan menumbuhkan aneka ragam buah-buahan, beserta bunga berwarna-warni, dan rumput-rumputan.”

Gita Sang Surya muncul dari kedalaman jiwa dan hati Santo Fransiskus dan mengungkapkan visi mistiknya. Ini lebih dari sebuah teologi yang utuh. Ini adalah iman. Ini adalah mistisisme. Ini adalah penyatuan dengan Tuhan.

Sekeluarga dan saling bergantung

Sdr. Murray Bodo OFM mengamati sebagai berikut.

“Santo Fransiskus mengajak kita melihat bahwa semua makhluk ciptaan adalah saudara dan saudari; bahwa kita sekeluarga dan saling bergantung. Ia tidak memalingkan wajahnya dari makhluk-makhluk; dia menjadi satu dengan mereka dalam relasi persaudaraan yang menjauhi segala dominasi.

Dalam kidungnya dan seluruh hidupnya, Fransiskus mengajak semua saudara-saudarinya, langit dan bumi, tumbuhan dan binatang untuk memuji Sang Pencipta.”

Santo Fransiskus “membuka matanya bagi ciptaan dan membuka hatinya untuk segala sesuatu yang merayap dan terbang, untuk apa pun yang mempunyai rasa; bahkan untuk apa pun yang tidak berperasaan.”

Dengan penuh kasih sayang, dia mendekati binatang-binatang sebagai saudaranya. ”Ia mencintai anak domba, yang baginya melambangkan Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.”

Bagi Santo Fransiskus, binatang-binatang adalah bagian dari misteri suci.

Walter Nigg mencatat sebagai berikut.

“Fransiskus ingin agar Kaisar mengeluarkan dekrit khusus bahwa pada hari Natal orang wajib menebarkan jagung dan makanan lain bagi burung-burung di depan rumah mereka, sehingga burung pun dapat merasakan suasana pesta.”

Santo Fransiskus Assisi. (Ist)

Panggilan keluarga besar Fransiskan

Keluarga besar Fransiskan di seluruh dunia memiliki panggilan untuk merawat Ibu Bumi, melindungi lingkungan hidup, dan memajukan keadilan ekologis serta keberlanjutan hidup di planet ini.

Keluarga Fransiskan sedunia terdiri dari:

  1. Ordo Pertama (Ordo Saudara Dina Fransiskan, Kapusin, dan Konventual; dengan 20-an ribu saudara).
  2. Ordo Santa Klara (belasan Federasi Biara-biara Klaris dengan belasan ribu saudari).
  3. Ordo Ketiga Regular (kurang lebih 400 kongregasi suster, bruder, dan imam fransiskan regular).
  4. Ordo Fransiskan Sekular (ratusan ribu saudara-saudari seluas dunia).

Semuanya dipanggil untuk hidup sederhana serta ramah lingkungan.

“Mulailah dengan melakukan apa yang paling perlu; lalu lakukan apa yang bisa dilakukan, hingga akhirnya kamu melakukan hal yang mustahil,” demikian pesan Santo Fransiskus.

PS: Di Indonesia ada:

  • Tujuh Provinsi/Kustodi: OFM, OFMCap, OFMconv.
  • Delapan biara Klaris.
  • Kurang lebih ada 30 kongregasi suster (bruder) Fransiskan Regular.
  • Hampir 2.000-an anggota Ordo Fransiskan Sekular (OFS) dalam 86 persaudaraan lokal. Dengan salah satu cara, semuanya ikut serta dalam merawat Saudari kita -Ibu Bumi- guna memelihara keutuhan Rumah Kita Bersama.

Untuk itu kebanyakan Provinsi atau Kongregasi Fransiskan memiliki kelompok kerja JPIC. Tugas JPIC adalah memotivasi sesama anggota dalam memperjuangkan keadilan, perdamaian, dan keutuhan ciptaan.

Dengan tugas lebih luas untuk memotivasi dan bekerjasama dengan umat dan masyarakat yang dilayani, demi pemulihan, pemeliharaan dunia yang adil, damai, dan berkelanjutan.

Sejumlah JPIC Fransiskan saling bekerjasama secara regional dan nasional.

Ref: https://cenkantal.medium.com/eco-spirituality-of-st-francis-of-assisi-6d0a087e4284

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here