Eksegese Hidup Orang Pedalaman: Yoh 8:51-58, Hidup Berdasarkan Firman Allah

0
1,408 views

PADA kesempatan yang lain, Tuhan Yesus menyampaikan firman-Nya keulama-ulama Yahudi, “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu”  (Yoh 8:31-32).

Jadi, orang yang hidupnya tetap dengan firman Allah akan disebut sebagai murid Yesus. Dan yang betul-betul murid Yesus, akan diberi karunia untuk mengetahui Kebenaran.

Oleh Kebenaran Allah itu, mereka tidak akan menjadi hamba dosa tetapi, menjadi orang merdeka.

Sedangkan dalam bacaan Injil harian hari ini, Tuhan Yesus menyampaikan hal yang sedikit berbeda keulama-ulama Yahudi, “Sungguh, barang siapa menuruti firman-Ku, ia tidak mengalami maut sampai selama-lamanya” (ay 51). 

Nampaknya di sini, orang tidak semata-mata hidup tetap atau konsisten dengan firman Allah di samping itu, orang diminta selalu turut aktif ikut terlibat dengan firman Allah.

Dengan kata lain, orang mesti hidup selaras dengan firman Allah. Orang yang hidup selaras dengan firman Allah akan lebih dekat kekehidupan kekal sedang yang hidupnya jauh dari situ, hidupnya akan lebih dekat dengan kematian atau maut. Hidup dalam maut berarti hidup tanpa Allah.

Namun, lagi-lagi respon ulama-ulama Yahudi kepada firman Yesus ini, ditanggap sinis dan miris. Sedih, firman hidup ini mati dan mental keluar karena hati mereka tidak bisa menjadi lahan yang baik bagi firman Allah.

Dan di sini sangat bertolak belakang dengan gambaran keyakinan Yesaya, “Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya” (Yes 40:8).

Sekarang fakta yang dihadapi oleh Yesus, bukan cuma ruput dan bunga yang kering dan layu tetapi, hati manusia juga ikut layu dan kering.

Dan sangat mungkin di zaman ini, Tuhan Yesus bisa-bisa menghadapi fakta yang sama. Dia tidak menemukan di hati kita lahan yang baik untuk menaruh firman-Nya.

Sebab, di hati kita sarat dengan pesta pora dan mambuk kemewahan, di hati kita penuh iri hati, benci, sirik dan dengki, di hati kita penuh hoax dan kemunafikan, di hati kita tumpuk gosip, kesombongan, angkuh dan arogan, di hati kita numpuk sok-sokan dll.

Dulu firman Tuhan bilang begini, “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka”  (Mat 18:20).

Sekarang, di mana dua atau tiga orang berkumpul, bukan doa dan firman Allah lagi yang diucap orang tetapi, mengosip nama orang.

Dulu orang, “Pagi-pagi buta aku bangun dan berteriak minta tolong; aku berharap kepada firman-Mu. Aku bangun mendahului waktu jaga malam untuk merenungkan janji-Mu” (Mzm 119:147-148).

Sekarang, orang bangun pagi-pagi lihat HP, TV, mandi, sarapan pagi dan baca berita lalu berangkat kerja.

Mungkin nggak firman Allah bisa tumbuh di situasi seperti yang dialami manusia saat ini? Kalau gereja kosong dan susah mengumpulkan umat untuk beribadah, Tuhan Yesus sudah bisa diagnosa penyakitnya.

Renungan: Apakah Firman Allah mendapat tempat di hatiku?

Tuhan memberkati.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here