Bacaan 1: Kej 2:18 – 25
Injil: Mrk 7:24 – 30
RA Kartini, seorang wanita anak bangsawan di Jepara, Jawa Tengah sudah memiliki pemikiran maju pada masanya. Sosok penggerak emansipasi wanita, yang bisa kita lacak dari bukunya Habis Gelap Terbitlah Terang.
Dalam bukunya, ia memperjuangkan agar wanita mendapatkan hak atas pendidikan yang seluas-luasnya serta setinggi-tingginya.
Emansipasi adalah usaha-usaha untuk mendapatkan persamaan hak politik, kesetaraan gender, serta persamaan hak dalam bidang lainnya.
Melepaskan diri dari kedudukan rendah wanita, yang membatasi wanita untuk berkembang dan maju di segala bidang dalam kehidupan masyarakat.
Tradisi Yahudi memberikan peran laki-laki lebih dominan dibandingkan dengan perempuan. Dominasi ini menciptakan ketidakadilan dalam masyarakat yang menggeser peran perempuan. Pranata kehidupan yang dibuat atas dasar peran laki-laki dianggap sebagai suatu kebenaran.
Padahal dalam Kitab Kejadian bisa ditemukan bahwa wanita adalah penolong yang sepadan bagi laki-laki. Penolong yang berarti pemberi dukungan bagi laki-laki untuk mencapai keberhasilannya. Jadi kedudukannya tidak lebih rendah dari laki-laki.
Meski binatang juga dibentuk dari tanah namun mereka tidak bisa menjadi penolong yang sepadan.
Perempuan diciptakan secara misterius memakai bahan dari laki-laki, maka mereka saling melengkapi. Tidak dapat disangkal bahwa perempuan bukanlah “kanca wingking” (Bahasa Jawa; teman urusan belakang, yaitu dapur, kasur, dan sumur).
Ia menginspirasi suaminya, anak-anaknya dan generasi mendatang.
Dalam injil dikisahkan seorang perempuan keturunan Siro-Fenisia (non Yahudi) memohon kepada Yesus agar anaknya dibebaskan dari kerasukan setan.
Ada dua kesulitan baginya, pertama ia perempuan dan kedua adalah non Yahudi. Dua hal yang dianggap sebelah mata orang Yahudi, bahkan oleh Yesus disebut sebagai anjing (sesuai sebutan dalam tradisi Yahudi).
Tidak heran ia harus merangkak di kaki Yesus saat memohon.
Namun demikian, oleh ketegaran wanita itu Tuhan Yesus memberinya hadiah kesembuhan bagi anaknya hanya dengan berucap. Tuhan Yesus menabrak tradisi Yahudi, membuka diri bagi perempuan non Yahudi.
“Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu.”
Pesan hari ini
Wanita adalah penolong yang tepat bagi pria dan memiliki kedudukan sama. Meski tahu masalahnya tanpa harapan, namun perempuan Siro-Fenisia itu tetap tegar memohon. Tuhan terbuka bagi siapa saja yang datang pada-Nya, meski ia berbeda keyakinan dan tidak dianggap dalam masyarakat.
Teruslah berjuang meski seolah tanpa harapan, mungkin saja Tuhan memberimu hadiah.
Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.