Film “Haywire”, Kalau Si Cantik Mallory Jadi Eksekutor Black Ops

0
1,876 views

CANTIK dan pinter bertarung tak membuat Mallory Kane (Gina Carano) lantas gampang menjadi jinak-jinak merpati di hadapan para lelaki. Sebaliknya, putri semata wayang John Kane (Bill Paxton) malah  menjadi ‘macan’ yang dengan garang dan tangkas bisa menghabisi musuh-musuhnya.

Aaron (Channing Tatum) adalah korban pertama keganasan Mallory.  Padahal, 8 hari sebelumnya keduanya terlibat bahu-membahu di sebuah lorong Barcelona di Spanyol dalam sebuah operasi intelijen menyelamatkan seorang pembakang China bernama  Jiang (Anthony Brandon Wong). Kala itu, Jiang disekap dan menjadi sandera sebuah kelompok teroris.

Misi bersenjata di Barcelona ini dilakukan atas pesanan orang. Tentu saja, uang menjadi umpannya hingga sekawanan pembunuh bayaran ini mau bergerak meninggalkan daratan AS menuju Espana (Spanyol).

Misinya satu yakni menyelamatkan nyawa Jiang dan bukan membuatnya mati di tangan para penyandera atau pemesannya.

Di sana sudah ada Kenneth (Ewan McGregor), pemimpin perusahaan jasa keamanan, yang berkepentingan dengan misi penyelamatan sandera. Kenneth pun bergerak karena ada pesanan dari pihak lain yakni sebuah operasi rahasia namun ilegal yang dikendalikan field operator senior bernama Coblenz (Michael Douglas) bersama orangnya di lapangan yakni Rodrigo (Antonio Banderas).

Black-ops

Geng trio misi intelijen ilegal yang dikomandani trio Kenneth, Coblenz dan Rodrigo ini sengaja mengumpan Mallory Kane sebagai kambing hitam. Soalnya, yang berkepentingan atas keselamatan Jiang sebenarnya pihak lain yakni dinas intelijen Inggris yang entah kenapa justru menginginkan kematian Jiang. Guna menjalankan misinya, M-16 mengumpankan Paul (Michael Fassbender) hingga akhirnya di Dublin (Irlandia) Paul-Mallory dipertemukan dalam sebuah operasi rahasia namun ilegal (black-ops).

Kedok jahat misi black ops di Dublin ini terkuak, setelah Mallory Kane mendapati Jiang ternyata malah dibunuh oleh Paul . Tak ayal, bola panas pun kini bergerak melawan Mallory. Bak ‘musuh’ nomor satu yang membahayakan keamanan negara, Mallory pun lantas diburu  agen-agen rahasia M-16 Inggris. Apalagi, Mallory juga kalap menembak kejam Paul usai drama pura-pura menjadi suami-istri itu berakhir berantakan dengan keinginan saling membunuh di antara mereka.

Pemicunya tak lain adalah kematian Jiang. Seusai maksud misi sebagaimana dipahaminya, Mallory berkeinginan mengamankan nyawa Jiang. Namun, Paul sesuai misi rahasia yang dibawanya justru berkeinginan sebaliknya: Jiang harus mati. Dan Kenneth-lah yang mengatur semuanya itu demi segepok uang.

Memburu pengkhianat

Usai diburu agen-agen M-16 Inggris, kini giliran Mallory Kane memburu Kenneth yang nyata-nyata telah mengkhianati dirinya dalam misi penyelamatan Jiang di Barcelona. Namun, Kenneth bukan tandingan enteng, karena dia punya banyak begundal pengawal bersenjata.

Alih-alih menyerah, Mallory malah semakin garang memburu Kenneth. Ajakan ‘damai’ Goblenz ditolaknya mentah-mentah. Meski ayahnya yang sudah pensiun di New Mexico akhirnya menjadi ‘tameng hidup’ bagi Mallory, namun toh Si Cantik Garang ini tak gampang menyerah begitu saja.

Kelihaiannya bertarung baik tangan kosong maupun dengan senjata pistol tak ayal membuat Kenneth pun akhirnya bertekuk lutut. Tak terkecuali Rodrigo, kaki tangan Coblenz yang tengah asyik masyuk bersama kekasihnya di Majorca (Spanyol) akhirnya bergeming dari kejaran Mallory Kane. Sebelum Si Cantik Garang ini berhasil membantai Rodrigo, sutradara Stephen Soderhberg buru-buru menutup film ini dengan dua kata: “The End”.

Sungguh, Stephen Soderbergh terlihat sangat cermat mengemas film eksyen ini dengan cerdas.

Yang menarik bagi saya tentang film Haywire itu tentu saja bukan soal kelihaian Gina Carano yang tomboi, cantik namun trengginas dalam bela diri. Melainkan lebih pada bagaimana Haywire ini  dibangun atas dasar suasana ketegangan yang dikemas melalui musik yang intens dan shots pengambilan film dengan angle yang tidak biasa.

Taruh misalnya, ketika Mallory Kane terpaksa terengah-engah menyusuri lorong-lorong di Dublin karena kejaran pasukan anti-teror Inggris yang ketat mengepungnya.  Lensa kamera mencari fokus bidikannya dalam posisi miring hingga lorong-lorong itu berkesan seperti labirin yang membuat pejalan kaki bingung kalau tak terbiasa menyusuri jalanan itu.

Juga angle pengambilan gambar yang tidak biasa, ketika Mallory terlihat bercakap-cakap dengan Scott, seorang pemuda yang dia ‘sandera’ untuk bisa melarikan diri bersama mobilnya sesaat setelah terlibat baku hantam dengan Aaron di sebuah resto di New York Utara.

Mengemas ketegangan dengan alunan musik dan cerita yang intens adalah keunggulan film Haywire ini. Tentu saja, Haywire juga menjadi tontonan mengasyikkan bagi saya, karena Gina Carano ternyata tidak saja cantik tapi juga beringas seperti singa betina nan ganas.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here