Memuliakan Manusia, Memuliakan Penciptanya

0
458 views
Pemulihan Relasi dengan Allah.

KITAB Kejadian menggambarkan manusia sebagai makhluk istimewa karena manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kej 1:26), atau seringkali disingkat dengan ungkapan manusia sebagai “citra Allah”.

Ungkapan manusia sebagai citra Allah ini sarat makna.

Di satu pihak terkandung gambaran manusia yang luhur, istimewa di hadapan Allah dan unggul di antara ciptaan, di lain pihak terkandung pula tanggung jawab manusia atas seluruh ciptaan.

Dari sini tampak bahwa citra Allah menghubungkan manusia dengan Allah, dengan sesama manusia, dan dengan seluruh alam semesta sebagai ciptaan Allah. 

Nasihat Gus Dur

Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal sebagai Gus Dur, Presiden keempat Republik Indonesia, sering mengutarakan ungkapan ini “Memuliakan manusia berarti memuliakan penciptanya. Merendahkan manusia berarti merendahkan dan menistakan penciptanya.”

Dari sudut iman Katolik, hal ini sejalan dengan manusia sebagai citra Allah.

Karena manusia diciptakan sebagai citra Allah, berarti manusia memiliki martabat sebagai pribadi; ia bukan hanya sesuatu, melainkan satu pribadi. Pribadi yang mengenal diri sendiri, yang menjadi tuan atas dirinya sendiri, yang mengabdikan diri dalam kebebasan, danyang  hidup dalam kebersamaan dengan orang lain. Sebagai pribadi ia dipanggil membangun relasi dengan Allah pencipta.

Sebagai citra Allah juga membawa konsekuensi, manusia sepantasnya memancarkan diri Allah. Maka sifat-sifat Ilahi yang baik harus juga diteladani. Misalnya Allah itu maha pengampun, manusia pun harus penuh pengampunan; kalau Allah Mahabaik, maka manusia pun harus bermurah hati.

Sebagai citra-Nya, Allah melengkapi manusia dengan akal budi, kebebasan, dan hati nurani. Kemampuan-kemampuan dasar itulah yang membedakan antara manusia dan ciptaan Tuhan lainnya. Ia adalah ciptaan Allah yang bermartabat luhur.

Memuliakan manusia secara inklusif

Maka disisi lain bisa dimaknai bahwa manusia perlu memuliakan manusia lain karena ia juga merupakan ciptaan yang bersumber dari citra Allah. Bagaimana manusia bisa mengatakan ia menghormati Allah ketika ia melakukan kekerasan terhadap manusia lain yang merupakan citra Allah.

Memuliakan manusia lain itu secara inklusif, bukan eksklusif.

Manusia lain itu adalah saudara karena ciptaan dari Allah yang sama, maka perlakuan terhadap manusia lain itu harusnya setara dengan bagaimana ia mau diperlakukan.

Golden rules yang merupakan nilai universal ini bisa menjadi acuan umum bagi kita semua.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here