Gedung Auditorium, Cara Suster OSA Tingkatkan Fasilitas Penunjang Belajar Mengajar di Ketapang (2)

0
983 views
Gambar bangunan auditorium di kompleks sekolahan Susteran OSA di Kota Ketapang, Kalbar. (Dok. Kongregasi OSA)

DI dunia pendidikan modern seperti sekarang ini, keberadaan fasilitas penunjang seperti indoor stadium atau gedung auditorium kini menjadi mutlak. Inilah tempat nyaman bagi segenap pemangku karya pendidikan (guru, murid, orangtua murid, yayasan, dan lainnya) bisa bertemu tatap muka di tempat yang layak.

Mereka bisa menggelar rapat, pertemuan orangtua murid dengan yayasan dan pihak sekolah, menggelar pentas seni, melakukan aktivitas ekstrakurikuler, dan tentu saja juga berolahraga.

Kriteria layak dan nyaman menjadi penting ketika semua aktivitas itu tetap bisa dijalankan kapan pun, termasuk bahkan ketika hujan deras tengah mengguyur bumi.

Mengenal Kongregasi Suster St. Agustinus (OSA) Ketapang: Misi Pendidikan Anak Dayak Pedalaman (1)

Pada konteks itulah, fasilitas penunjang pendididikan berupa function hall atau auditorium menjadi penting dan perlu.

Untuk menjawab kebutuhan ini dan juga keinginan memajukan praktik pendidikan formal di Kota Ketapang, maka para Suster OSA melalui Yayasan Pelayanan Kasih Fatima memprakarsai ide membangun gedung auditorium untuk menjawab segala kebutuhan di atas.

Meninjau langsung

Akhir Februari 2018 lalu penulis mendapat kesempatan bisa melihat perkembangan projek pembangunan gedung auditorium tersebut.

Bersama Pemimpin Umum Kongregasi Suster St. Augustinus dari Kerahiman Allah (OSA) yakni Sr. Lucia Wahyu OSA, penulis melihat langsung kondisi dan perkembangan terakhir projek pembangunan gedung bertingkat empat ini.

Kondisi bangunan calon auditorium tampak dari depan. (Mathias Hariyadi)

Berdiri di atas lahan bekas lapangan sepak bola, gedung bertingkat ini ‘makan tempat’ hampir separuh lapangan. Megah dan gagah. Nantinya, di dalam gedung ini berbagai kegiatan yang sifatnya indoor bisa terlaksana.

“Yang pasti, kami membutuhkan uluran kasih dari para donatur untuk bisa menyelesaikan projek pembangunan gedung ini,” ungkap Suster Lucia Wahyu OSA yang berasal dari Semarang menjawab Sesawi.Net di lokasi areal projek.

Kebutuhan mendesak

Melihat prospek pelayanan ke depan oleh para Suster OSA di bidang pendidikan formal di Ketapang, urgensi bisa mendapatkan saluran donasi kasih untuk membantu menyelesaikan projek pembangunan auditorium ini menjadi sebuah kebutuhan mendesak.

Bangunan gedung auditorium tampak depan dari sisi lapangan futsal. (Mathias Hariyadi)

Belum lagi kalau harus mengingat, berkat karya pendidikan formal yang diampu oleh para Suster OSA, anak-anak Dayak yang mayoritas berasal dari kawasan pedalaman di Kalimantan Barat –utamanya Kabupaten Ketapang— lalu bisa mendapatkan kesempatan bersekolah ‘di kota’.

Harap diingat, kondisi jalur transportasi di Kabupaten Ketapang ini tidak ‘semulus’ dan semudah seperti jaringan jalan di Jawa. Kawasan pedalaman masih banyak terisolir, lantaran tidak adanya jalan berkondisi layak dan baik yang bisa diakses oleh semua jenis kendaraan. Hanya sepeda motor trail dan kendaraan 4×4 WD yang bisa melaju ‘lebih bebas’ dan leluasa menyusuri jalanan akses masuk ke kawasan pedalaman.

Turne Masuk Pedalaman Ketapang bersama Uskup: Pertama Kali Melihat Kota (2)

Kalau pun akses jalan itu tersedia di beberapa titik lokasi, maka perlu berjam-jam menuju berbagai lokasi udik di kawasan pedalaman Ketapang ini. Itu pun dengan kondisi tekstur jalan yang berkelok-kelok,  penuh kobangan lumpur pekat di kala musim hujan dan lautan debu di musim kemarau.

Di beberapa titik lokasi di kawasan pedalaman, transportasi hanya bisa dilakukan dengan menyusuri aliran sungai.

Cerita Bergambar Turne Masuk Pedalaman Ketapang bersama Mgr. Pius Riana Prapdi

Itu pun juga penuh tantangan. Selain banyak riam dan bebatuan yang bisa memecah lambung speedboat atau sampan, aliran sungai ini bisa tidak bisa dilalui ketika debit airnya turun di kala musim kemarau.

Sekolah dan asrama karya Suster OSA

Oleh Kongregasi Suster St. Augustinus dari Kerahiman Allah (OSA)  ini, jaringan sekolah formal mulai tingkat PAUD hingga SMA dan SMK dalam beberapa tahun ini  sudah tersedia di ‘pusat kota’ Ketapang.

Nama-nama sekolah di ‘pusat kota’ Ketapang asuhan para Suster OSA ini adalah:

  • TK St. Theresia.
  • SD St. Monica.
  • SMP St. Augustinus.
  • SMA St. Petrus.
  • SMK St. Petrus.

Juga oleh para Suster OSA ini, kepada para murid yang datang dan berasal dari ‘luar kota’ –utamanya dari kawasan pedalaman— bisa tinggal nyaman di asrama sekolah.

Gedung auditorium tampak dari sisi samping. (Mathias Hariyadi)

Asrama sekolah ini  berada di dalam areal kompleks persekolahan yang luas. Tersedia halaman luas di depan sekolah, laboratorium komputer, lapangan futsal, dan nantinya sebuah gedung auditorium yang bagus dan megah.

Lokasi areal kompleks sekolah dan asrama ini ada persis di belakang dan di samping Biara Induk Kongregasi OSA yang berlokasi di tepi jalan besar Jl. Jenderal Sudiman, di Kota Ketapang.

Sebuah prakarsa baik baru saja telah dimulai oleh Kongregasi OSA yakni keinginan untuk bisa memajukan pendidikan formal bagi anak-anak Dayak yang mayoritas datang dari kawasan di luar kota Ketapang.

50 Tahun Membiara Sr. Regina OSA, Cucu Perintis Misi Katolik Ketapang (7)

Kini, kepada kita dimintakan uluran belas kasih agar para Suster OSA ini bisa mewujudkan impian besar tersebut yakni menyediakan gedung fasilitas penunjang pendidikan berupa auditorium untuk menjawab semua kebutuhan di lapangan.

Mari kita bantu Kongregasi Suster St. Augustinus dari Kerahiman Allah (OSA) mewujudkan keinginan mulianya. Yakni, keinginan mau mencerdaskan anak-anak Dayak dari kawasan pedalaman Kabupaten Ketapang.

Ini langkah para Suster OSA yang sedemikian luhur agar anak-anak Dayak di Ketapang  ini bisa maju berkembang dan di kemudian hari  mampu membangun daerahnya dengan kekuatan dan berkat kemampuan intelektualnya. (Berlanjut)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here