Gengsi Membuat Lupa Diri

0
521 views
Ilustrasi: Jangan Sombong. (ist)

Sabtu, 8 Januari 2022

1Yoh. 5:14-21.
Mzm: 149:1-2.3-4.5.6a.9b.
Yoh. 3:22-30

GODAAN yang tidak mudah kita hadapi adalah ketika kita merasa harga diri kita diinjak oleh orang lain.

Banyak orang merasa harus menang, ketika berhadapan dengan orang yang dianggap lebih lemah dari dirinya.

Rasanya harga diri hilang, ketika dikalahkan oleh orang yang bukan siapa-siapa.

Lalu orang menjadi kalap dan dengan segala cara orang membalas sakit hatinya kepada orang merusak gengsinya.

“Saya tidak bisa tidur berhari-hari, ketika dalam lomba catur dikalahkan oleh lawan yang biasanya kalah dengan saya waktu latihan,” kata seorang bapak.

“Lawan yang lebih hebat permainannya bisa saya kalahkan, maka ketika lawan yang menurut saya permainannya biasa saja, saya merasa di atas angin, dan merasa pasti menang,” lanjutnya.

“Namun, nyatanya saya kalah. Bukan saya tidak mau mengakui kekalahan, tetapi saya sangat menyesal telah menganggap remeh dia,” ujarnya.

“Secara jujur saya harus akui bahwa saya dikalahkan oleh diri saya sendiri, oleh kesombongan saya,” katanya.

“Seandainya saja, saya tetap menaruh hormat dan tidak gegabah, mungkin hasilnya berbeda,” ujarnya.

“Dari kekalahan itu saya menemukan pelajaran bahwa salah satu kunci untuk menang dalam bidang apa saja adalah memberikan hormat pada kemampuan orang lain dan tidak menyepelekannya,” katanya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian.

“Jawab Yohanes: “Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari surga. 

Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya. Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.”

Yohanes memberikan keteladanan “kerendahan hati”.

Sementara itu Yohanes telah memberikan kesaksian siapakah sosok Yesus Sang Mesias. Dialah yang harus menjadi besar, bukan dirinya.

Ada yang mengatakan bahwa kerendahan hati adalah pangkal kekudusan.

Kerendahan hati adalah sebuah kearifan atau sebuah keutamaan di dalam hidup ini.

Yohanes telah membimbing kita untuk bisa hidup benar dengan mengesampingkan gengsi dan kesombongan.

Bagaimana dengan diriku? Apakah diriku cukup rendah hati?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here