Gereja dan Situasi di Sri Lanka

0
376 views
Ilustrasi - Krisis politik dan ekonomi di Sri Lanka, para suster ikut turun demo. (Financial Express)

BOLEHLAH saya ikut berbagi pengalaman mengenai situasi terkini di Sri Lanka.

Krisis luar biasa

Seperti yang mungkin Anda sudah ikuti melalui televisi, internet atau surat kabar, selama beberapa bulan terakhir, Sri Lanka mengalami krisis kepemimpinan yang luar biasa.

Krisis kepemimpinan itu kemudian memacu krisis lain, termasuk krisis energi, ekonomi, sosial dan politik.

Beberapa hari terakhir ini, situasi semakin panas. Di negeri yang dalam kisah Ramayana sering disebut sebagai negeri “Ngalengka-diraja” itu masyarakat melakukan demonstrasi besar-besaran, termasuk menduduki istana kepresidenan.

Perdana Menteri mundur, dan Presiden juga dikabarkan akan mundur dalam beberapa hari ke depan.

Mengenal Sri Lanka

Secara cukup dekat saya sudah mengikuti perkembangan situasi di Sri Lanka sejak tahun 2009 hingga sekarang.

Beberapa kali saya juga mengunjungi negeri tersebut dan bersahabat dengan sejumlah warganya.

Dari pihak Gereja Katolik Sri Lanka, Kardinal Malcolm Ranjith menjadi salah satu pimpinan agama yang sangat aktif mendorong keadilan sosial dan dan penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia.

Apalagi, setelah beberapa hereja dan hotel menjadi sasaran bom tahun 2019.

Franciscan International di Swiss

Bulan Maret 202i, setelah mengamati situasi krisis di Sri Lanka, pihak Fransiscans International di Jenewa, Swiss, meminta saya membantu memfasilitasi Kardinal Ranjith supaya bisa berbicara di Dewan HAM PBB. Juga memfasilitas agar bisa mengadakan pertemuan terbatas dengan pimpinan Kantor Komisaris HAM PBB.

Sebagaimana kita tahu, sekarang ini Kantor Komisaris HAM PBB dipimpin oleh Ms. Michele Bachelet yang adalah mantan President Chile. Atas permintaan itu, saya kemudian mengatur pertemuan yang dimaksud sambil mengawal pelaksanaannya.

Budi Tjahono (paling kanan) saat mendampingi Kardinal Ranjith dari Gereja Katolik Sri Lanka saat bertemu dengan Komisaris HAM PBB Ms. Michele Bachelet di Jenewa, Swiss. (Dok. Penulis)

Pertemuan dengan Komisi HAM PBB

Pertemuan akhirnya berhasil berlangsung. Dan dalam pertemuan tersebut Kardinal Ranjith menyampaikan pernyataan keras menuntut akuntabilitas Pemerintah Sri Lanka terhadap pelanggaran HAM di Sri Lanka, di mana saya ikut membantu menyiapkan pernyataan beliau.

Saya turut merasa senang, ketika akhirnya mulai ada perubahan di Sri Lanka, walaupun tantangan selanjutnya masih banyak sekali.

Beberapa hari lalu, Kardinal Ranjith kembali menelepon saya di Jenewa untuk meminta bantuan agar beliau bisa bicara lagi dengan beberapa petinggi PBB.

Saya menyatakan bersedia. Dan sekarang sedang mencoba mengaturnya.

Tentu saja berhasil atau tidaknya akan banyak tergantung pada bagaimana perkembangan di Sri Lanka selanjutnya.

Capaian positif dan tantangannya

Sebagaimana umum terjadi, kehidupan bermasyarakat dan bernegara sering ditandai oleh berbagai capaian positif, tetapi tak jarang juga diwarnai oleh berbagai krisis dan tantangan.

Sebagai bagian dari masyarakat dan negara, Gereja tidak boleh diam dan berpangku tangan.

Sebagaimana Kristus telah mengutus para pengikut-Nya untuk selalu siap menjadi terang dan garam dunia, kita perlu terus aktif terlibat dalam mencari jalan keluar bagi masalah-masalah yang ada di masyarakat.

Betapa pun kecilnya keterlibatan itu. Ya, di Sri Lanka atau di mana pun juga.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here