Gereja, Uang, Kekuasaan

0
278 views
Gereja,, Uang, dan Kekuasaan - Webinar Series Ikatan Alumni IFT-FTW Universitas Sanata Dharma)

DALAM rangka FTW (Faith That Works) menyambut Peringatan 60 Tahun Konsili Vatikan Kedua tanggal 11 Oktober 2022, Ikafite (Ikatan Alumni Filsafat Teologi Sanata Dharma) bekerjasama dengan Hidup TV mengadakan acara Rekoleksi Sebelasan.

Acara yang sudah rutin diadakan sejak 11 Oktober 2021 ini, membahas tema-tema aktual dalam beriman dan menggereja.

Kali ini membahas tema hangat “Gereja, Uang dan Kekuasaan”.

Datang untuk melayani, bukan untuk dilayani

Paus Fransiskus sangat peduli tentang masalah sosial tersebut. Berulang kali ia menandaskan bahwa jalan Yesus adalah melayani orang lain.

Umat Katolik diharapkan mampu untuk mengatasi godaan duniawi. Ambisi manusia untuk mencapai puncak kekuasaan, menurut Paus pertama dari Sarikat Yesus ini, dapat menghancurkan manusia yang lain . Pernyataan ini telah disampaikan Paus beberapa kali sejak 2016.

Dari bacaan Injil tentang murid-murid Yesus yang saling bertengkar atau berdebat tentang siapa yang terbesar di antara mereka, kita bisa merefleksikan tentang bahaya uang, ambisi dan kesombongan.

Yesus mengingatkan bahwa Ia datang untuk melayani, bukan untuk dilayani.

Mengulangi kembali bacaan Kitab Suci bahwa Yesus datang untuk melayani, Paus mengatakan Kristus telah menunjukkan kepada kita jalan yang benar dari kehidupan Kristen yaitu pelayanan dan kerendahan hati.

Kekuasaan dan uang yang secara salah dijadikan tujuan akhir hidup banyak orang bisa menyesatkan karena orang menjadi menghalalkan segala cara untuk mencapainya. Contoh di masyarakat dengan maraknya kasus korupsi menjadi contoh menyedihkan dan nyata terjadi.

Iman bisa menyelamatkan

Spiritualitas harusnya menjadi tonggak pencegah sikap tersebut.

Ketika orang ingat akan tujuan penciptaan, akan berharganya dia sebagai citra Allah yang menciptakannya, akan membuatnya bersyukur dan berusaha meneladan sifat welas asih Allah. Maka ‘perampasan’ terhadap hak orang lain tidak akan dilakukan.

Iman yang didasari rasa syukur tersebut akan memberikan kebahagiaan bagi hidupnya. Maka orang tidak akan mencari-cari kekuasaan dan uang semata yang keliru dikira sebagai media utama kebahagiaan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here