Gulungan Kitab Laut Mati Bisa Dibaca Secara Online

0
6,477 views
livescience
livescience

Manuskrip kitab suci terlawas yang dikenal dengan gulungan Latu Mati sekarang ini sudah dipublikasikan secara online di internet. Jadi siapa saja bisa melihat dan membacanya secara langsung. Semua ini berkat upaya Museum Israel di Jerusalem dan Google.

Gulungan laut mati yang ditulis antara abad pertama dan ketiga sebelum masehi tersembunyi di 11 gua di padang gurun Judea di pantai Laut Mati pada tahun 68 SM agar tidak dirusak dan dihancurkan oleh tentara Romawi yang waktu itu berkuasa.

Gulungan ini baru ditemukan kembali pada tahun 1947 oleh seorang gembala Bedouin dari suku Ta’amra yang melempar batu ke dalam gua dan menyadari bahwa di dalam gua itu ada sesuatu.

Kulit binatang

Kebanyakan dari gulungan itu adalah perkamen atau dibuat dari kulit binatang meskipun beberapa terbuat dari kulit papyrus. Kebanyakan ditulis dalam bahasa Ibrahi, beberapa dalam bahasa Aram atau Yunani.

Sejak tahun 1965, gulungan ini sudah dipajang dan dipamerkan di Museum Israel. Gulungan ini memberi banyak pandangan berarti bagi kehidupan Yerusalem kuno dan keagamaan termasuk lahirnya Kristianitas.

“Gulungan-gulungan ini merupakan puncak tertinggi warisan masa lampau dan batu pijak bagi pandangan monotheistik modern,” jelas James Snyder Direktur Museum Israel.

Hampir seluruh kitab berbahasa Ibrani ada sekarang ini kecuali Nehemiah dan Esther. Salinannya yang bukan bagian dari kanon kitab suci ini pun ditemukan dalam kondisi bagus. Beberapa gulungan sebelumnya diketahui diterjemahkan dalam bahasa kuno seperti Kitab Tobit, Henokh 1, Yobel sementara yang lain jelas-jelas merupakan kitab yang baru bagi para peneliti seperti Genesis Apocryphon.

“Kitab-kitab ini merupakan batu fondasi bagi pemikiran barat modern dalam alam Judeo-Kristiani sama seperti lukisan Mona Lisa dalam perkembangan dunia seni,”ujar Snyder.

Sekarang, mendekati tahun baru dalam kalender Ibrani, setiap orang dapat melihat, membaca dan berinteraksi dengan lima gulungan Laut Mati yang telah didigitalkan, gulungan paling komplit dari delapan koleksi yang dimiliki Museum Israel. Ketiga gulungan lain sedang dalam proses digitalisasi supaya bisa dibaca dengan mudah.

“Apa yang kita lakukan dengan google saat ini adalah upaya untuk menyebarluaskan harta ini ke seluruh dunia sehingga tiap orang di dunia dapat memelajarinya,” jelas Snyder.

Resolusi tinggi

Proyek ini menggunakan fotografi resolusi ultra tinggi dengan capaian hingga 1.200 megapiksel, hampir 200 kali lebih tinggi dibanding kamera digital pada umumnya.

Disamping melihat dan membaca, kita juga dapat mengeklik teks dan mendapatkan terjemahannya dalam bahasa Inggris dan memberi komentar di dalamnya.

“Semua ini diselesaikan dalam waktu enam bulan,” jelas Snyder.

Managing Direktur Pusat Riset dan Pengembangan Google di Israel Yossi Matias menyebutkan “Kami berharap suatu hari nanti segala jenis pengetahuan dan arsip historis serta koleksi yang lain dapat dibuat seperti yang kami lakukan pada gulungan laut mati ini, yakni dionlinekan.”

Coba klik di sini untuk membaca gulungan itu

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here