Home BERITA Hari Ibu

Hari Ibu

0
19 views
Ilustrasi: Hari Ibu. (Anton Suparnjo)

Puncta 11 Oktober 2025
Sabtu Biasa XXVII
Lukas 11:27-28

PADA tahun 1959 Presiden Soekarno menetapkan 22 Desember sebagai Hari Ibu, bertepatan dengan Kongres Perempuan Indonesia I di Yogyakarta.

Mengapa tidak ada Hari Bapak? Karena semua orang dilahirkan dari rahim Ibu dan peran Ibu sangatlah vital dan sentral dalam kehidupan keluarga.

Sejak pagi hingga larut malam seorang ibu tak berhenti bekerja. Menyediakan makanan, membersihkan rumah, mencuci pakaian, menjaga anak-anak dan menyediakan kebutuhan seluruh anggota keluarga.

Banyak ungkapan berkaitan dengan peran penting seorang Ibu. Surga ada di bawah telapak kaki ibu, misalnya. Atau, di balik kesuksesan seorang pria, ada seorang wanita hebat di belakangnya. Ungkapan ini hendak mengapresiasi peran seorang perempuan atau ibu. Wujudnya bisa berupa dukungan nyata, motivasi, atau cinta yang tulus.

Maka peran Ibu tidak bisa dikesampingkan. Keberhasilan keluarga yang hakiki adalah hasil kerjasama seorang ayah dan ibu. Bisa jadi seorang ibu banyak berperan di belakang layar. Namun justru peran ini menjadi vital ketika seorang suami atau anak sedang membutuhkan dukungan motivasi atau inspirasi.

Di banyak tradisi bahkan meyakini doa Ibulah yang dianggap paling bertuah untuk suksesnya karier seorang suami atau anak. Sebaliknya, celakalah orang yang disumpahi seorang Ibu seperti Malin Kundang, anak durhaka yang tidak mau mengakui ibunya.

Syukurilah dan hargailah perjuangan seorang isteri atau ibu yang membesarkan kita. Yesus mengungkapkan penghargaan-Nya dengan berkata, “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.”

Tiap pagi kita minum susu dan madu,
Agar badan sehat kuat dan tidak bau.
Jangan sia-siakan kasih istri dan ibu,
Dari merekalah kita dididik untuk maju.

Wonogiri, hormati istri dan ibu
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here