TAHUN ini, Keuskupan Tanjung Selor menggelar acara Penutupan Tahun Solidaritas Misi pada Sabtu-Minggu, 22-23 Oktober 2022. Berlangsung bertepatan dengan perayaan Minggu Misi ke-96 di Paroki Paroki St. Paulus Tideng Pale. Lokasinya sejauh tiga jam perjalanan dari Tanjung Selor.
Sudah tiga tahun berjalan
Tahun Solidaritas Misi di Keuskupan Tanjung Selor sudah memasuki tahun ke-3. Intensi dasarnya adalah membantu animasi misi di keuskupan melalui kirab salib.
Kirab salib sebagai sarana untuk membangkitkan kesadaran bahwa kita semua adalah misionaris seperti yang ditekankan Bapa Paus Fransiskus dalam pesannya untuk Minggu Misi Sedunia ke-96: “Gereja pada hakikatnya adalah misioner”.
Melalui kirab salib dan berbagai devosi yang menyertainya, kesadaran misioner bisa ditumbuhkan. Selain itu, salib misi juga membangkitkan kesalehan populer, yaitu bentuk kesalehan umat atau ungkapan iman yang diungkapkan secara populer.
Selama satu tahun, salib misi diarak dari paroki pindah ke setiap stasi, dan akan kembali ke paroki pada penutupan Tahun Solidaritas Misi.
Selama berada di stasi, umat berdoa bersama di depan salib setiap hari.
Unsur lain dari Tahun Solidaritas Misi, seperti yang tahun ini ditekankan Paus dalam pesannya: “Misi bukanlah urusan pribadi.” Paroki dan imam perlu terbuka. Harus mampu melihat apa yang bisa dikerjakan bersama di bawah pimpinan uskup.
Dukungan banyak pihak
Diharapkan bahwa semua dapat melaksanakan misi bersama. Yang terlihat adalah melalui doa-doa bersama se-keuskupan yang secara khusus dimintakan bagi paroki yang menjadi “tuan rumah” penyelenggaraan ini.
Doa itu didaraskan sepanjang tahun. Disebut Doa Tahun Solidaritas Misi.
Selain doa, ada dukungan finansial untuk mengungkapkan solidaritas. Yang mana paroki terpilih tempat diselenggarakannya Tahun Solidaritas Misi akan mendapatkan dukungan bantuan dari paroki-paroki lain.
Dukungan juga didapatkan secara pastoral. Yaitu, dalam katekese, kegiatan komisi-komisi dan kategorial, diharapkan membantu menganimasi paroki yang sedang bertugas. Diadakan juga bakti sosial, pelayanan-pelayanan sosial, pemeliharaan alam, lingkungan, melalui penanaman pohon.
Kerjasama dengan berbagai pihak
Momen ini juga menjadi momen kerjasama dengan pemerintah daerah dan masyarakat umum, yang mana ikut mengambil bagian dalam kegiatan sosial yang dilakukan, bahkan ikut serta untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan.
Sementara itu, dari sisi budaya, Salib Misi disambut dan dirayakan melalui perarakan dan doa di hadapan salib. Melalui inkulturasi budaya, Salib Misi diterima dengan pakaian, atribut dan tarian daerah.
Dapat disimpulkan bahwa tujuan dari program keuskupan ini adalah menimbulkan antusiasme, umat ikut menjadi bagian dari keseluruhan misi.
Keterlibatan Perdhaki
Pada kegiatan bakti sosial yang diadakan Sabtu, 22 Oktober 2022, paroki didukung penuh oleh tenaga medis se-Kaltara dan Kabupaten Berau, temasuk dokter-dokter yang tergabung dalam Perdhaki (Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia).
Kurang lebih ada 60-an tenaga medis yang melayani sekitar 456 pasien yang datang berobat. Selain pengobatan gratis juga diadakan donor darah, pemberian vaksin dan pembagian kacamata.
Pada Minggu, 23 Oktober 2022 yang merupakan puncak Penutup Tahun Solidaritas Misi, diadakan Perayaan Ekaristi, sekaligus juga merupakan Hari Minggu Misi Sedunia ke-96.
Hadir delapan imam Keuskupan Tanjung Selor, dua imam dari India dan Italia, bersama Bapa Uskup Mgr. Paulinus Yan Olla MSF, memimpin Perayaan Ekaristi.
Umat yang hadir tampak mengenakan berbagai macam pakaian daerah. Seperti yang kita ketahui bersama, umat di Kaltara terdiri dari berbagai suku dan daerah.
Paroki Mara 1 jadi tuan rumah untuk agenda 2022-2023
Setelah Perayaan Ekaristi, Bapa Uskup juga memukul gong, penanda ditutupnya Tahun Solidaritas Misi 2021-2022, dilanjutkan dengan penyerahan salib misi kepada Pastor Paroki Sungai Kayan Mara 1, yaitu Romo Bernardus Moi Pr.
Paroki Mara 1 menjadi tempat pelaksanaan Tahun Solidaritas Misi 2022-2023.
Selesai Perayaan Ekaristi diadakan ramah tamah di halaman gereja. Tampak hadir pemerintah daerah di antara para undangan, antara lain: Bupati Kabupaten Tana Tidung Ibrahim Ali A.Md; Wakil Ketua dan anggota DPRD Kabupaten Tanah Tidung, Komandan Kodim, Ketua Penggerak PKK yang tak lain adalah isteri bupati.
Bapa Uskup dalam sambutannya mengatakan Tahun Solidaritas Mmisi adalah pertama-tama suatu kegiatan rohani, tetapi yang menimbulkan solidaritas dari berbagai pihak; terutama melibatkan berbagai kalangan termasuk pemerintah dan semua kalangan di luar Gereja Katolik.
Dua imam misionaris PIME dari Milan dan India
Bapa Uskup mengatakan solidaritas ini juga menjangkau dunia. Ditandai dengan kehadiran dua orang misionaris dari India. Yaitu, Pastor Xavier Lourdh PIME, anggota Dewan Jenderal PIME di Milan, Italia. Dan, Pastor John PIME, kini menjabat Rektor Seminari di India.
PIME (Pontifical Institute for Foreign Missions) adalah lembaga imamat kepausan bagi karya misi luar negeri di 18 negara.
Misi mereka adalah datang ke suatu keuskupan, membantu di tempat-tempat yang paling sulit dan ketika Gereja telah jadi, mereka akan menyerahkannya kembali kepada keuskupan, dan pergi ke tempat lain.
Bapa Uskup minta umat berdoa semoga mereka kembali, karena Bapa Uskup telah menawari daerah Apau Kayan sebagai tempat berkarya bagi mereka.
Konsekuensi politik
Dalam sambutannya, mengenai solidaritas umat beragama Bapak Bupati mengatakan bahwa beliau selalu menyampaikan hal tersebut di forum di mana ia berada. Dan itu menyebabkannya “digoreng” dengan lawan politik.
Namun, ia menyadari itulah konsekuensinya. Beliau menyatakan bahwa solidaritas seorang pemimpin atau kepala daerah dibutuhkan, maka kehadirannya pada acara penutupan Tahun Solidaritas Misi ini merupakan solidaritas sebagai sesama umat beragama.
Di kesempatan itu, bupati juga menyampaikan berita gembira yaitu pembangunan Gereja St. Paulus Tideng Pale yang telah dijanjikan sebelumnya akan dimulai tahun ini dengan dana yang dianggarkan sebesar enam milyar rupiah.