Home BERITA Hasrat yang Tersembunyi

Hasrat yang Tersembunyi

0
273 views
Ilustrasi - Hidup Selibat tetap punya hasrat by Wilmarx

Jumat, 13 Juni 2025

2 Korintus 4: 7-15
Mzm. 116:10-11,15-16,17-18
Mat 5:27-32

SERING kali kita berpikir bahwa dosa hanya terjadi ketika kita melakukan sesuatu secara nyata, ketika tangan kita mencuri, ketika mulut kita berbohong, ketika tubuh kita melakukan perzinahan.

Namun Sabda Tuhan menyingkapkan kebenaran yang lebih dalam: dosa tidak hanya terjadi melalui tubuh, tetapi lebih dulu dan terutama melalui hati.

Yesus sendiri mengajarkan bahwa seseorang bisa berzinah tanpa menyentuh, cukup dengan memandang dan mengingini.

Ini bukan sekadar soal pandangan mata, tetapi soal sikap hati. Bahasa hati jauh lebih tersembunyi daripada bahasa tubuh. Ia tidak terlihat, tetapi Tuhan melihatnya dengan jelas. Dan sering kali, bahasa hati kita lebih jujur mencerminkan siapa kita sebenarnya dibandingkan apa yang kita lakukan secara lahiriah.

Dosa perzinahan, misalnya, bukan sekadar hubungan tubuh yang salah, tetapi dimulai dari cara kita memandang sesama.

Ketika hati mulai melihat orang lain sebagai objek, bukan sebagai pribadi yang utuh dan mulia di hadapan Allah, di sanalah dosa mulai tumbuh.

Keinginan daging yang tak terkendali menjadikan sesama bukan lagi sahabat dalam kasih, tetapi alat pemuas nafsu. Ini adalah bentuk dehumanisasi yang halus, tapi nyata.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.”

Yesus memanggil kita bukan hanya untuk tidak berbuat dosa, tapi untuk hidup dalam kemurnian kasih. Ia menghendaki bukan sekadar tubuh yang bersih, tapi hati yang bersih.

Kemurnian hati itulah yang membuat seseorang dapat benar-benar mencintai, bukan menguasai; menghormati, bukan memanfaatkan.

Kita hidup dalam dunia yang menilai moralitas dari apa yang tampak di luar, apa yang bisa dilihat, dihitung, dan diukur. Maka, selama seseorang tidak melakukan tindakan yang mencolok, ia dianggap baik. Tapi Yesus mengundang kita masuk ke dalam kedalaman yang lebih dalam, lebih jujur, dan lebih menantang: ke dalam hati.

Perzinahan, bisa terjadi jauh sebelum tubuh terlibat, yaitu ketika hati mulai menginginkan yang bukan miliknya. Di situlah dosa berakar: dalam pandangan yang tidak murni, dalam keinginan yang tersembunyi, dalam angan-angan yang tidak dikendalikan.

Tuhan Yesus tidak hanya melarang tindakan dosa, tetapi juga mengajak kita untuk melihat akar dari dosa itu. Ia tahu bahwa dosa besar tidak terjadi tiba-tiba.

Dosa berawal dari keinginan yang dibiarkan tumbuh, dari pandangan yang tidak dijaga, dari hati yang tidak diserahkan kepada Allah. Maka Ia berkata: “Setiap orang yang memandang dan mengingini sudah berzinah di dalam hatinya.”

Hati yang berdosa sering kali tersembunyi di balik senyum sopan, perbuatan baik, bahkan pelayanan. Namun Tuhan menelusuri setiap sudut hati kita. Ia tahu saat kita mengingini yang bukan milik kita, saat kita iri terhadap keberhasilan orang lain, saat kita merancang dalam pikiran apa yang tak berani kita lakukan dalam tindakan.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku memandang sesama dengan kasih atau dengan hasrat tersembunyi?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here