Hidup Biasa Saja Jadi Kisah Hebat

0
375 views
Ilustrasi: Para mahasiswa STIKes Suaka Insan di Banjarmasin, Kalsel, mengadakan upacara bendera. (Dok. STIKes Suaka Insan Banjarmasin/SPC)

Jumat, 21 Januari 2022

  • 1Sam.24:3-21.
  • Mzm: 56:2.3-4.6.11.
  • Mrk. 3:13-19

SETIAP orang punya kisah panggilan hidupnya.

Panggilan hidup kita sangat unik dan spesifik. Seperti sidik jari, walaupun ada yang mirip, tetapi tidak ada yang sama.

Panggilan juga seperti suatu identitas. Banyak orang yang memiliki nama sama, tetapi identitasnya berbeda.

Panggilan itu sangat unik. Setiap orang punya gaya dan cara menghayatinya; sesuai dorongan hatinya.

Walaupun ada yang memiliki panggilan sama sebagai imam, bruder, suster, bapak/ibu. Tetapi gayanya bagaimana, tiap orang pasti punya ciri khas yang berbeda-beda.

Panggilan setiap orang akhirnya menemukan identitas atau jatidiri hidupnya.

“Saya baru saja pulang dari ikut upacara 17-an di ibukota propinsi. Saya dan isteriku mendapatkan undangan khusus, karena anakku ikut menjadi pasukan pengibar bendera,” kata seorang bapak.

“Rasanya sangat deg-degan bercampur senang dan bangga melihat anakku terpilih menjadi bagian dari anak-anak yang mendapatkan perhatian banyak orang,” lanjutnya.

“Padahal waktu kecil sampai sekolah menengah pertama, ia sering membuatku marah dan jengkel dengan perilakunya,” ujarnya.

“Dibanding kakaknya, yang kalem dan penurut, ia lebih merepotkan dan sering membuat masalah,” ujarnya lagi.

“Namun saya akui juga bahwa dengan kenakalannya dia cukup konsekuen, bertanggungjawab, dan punya mental yang baik, tidak mudah menyerah,” lanjutnya.

“Kepribadiannya seakan berubah ketika dia masuk SMA, dia semakin dewasa,” katanya.

“Semua orang punya prosesnya sendiri-sendiri, termasuk anak saya. Semakin ia menemukan dirinya, ia semakin bahagia kelihatannya,” kata bapak itu.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian.

“Kemudian naiklah Yesus ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan merekapun datang kepada-Nya. 

Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan.”

Panggilan Tuhan ditujukan kepada semua orang dari segala latar belakang.

Panggilan Tuhan dalam hidup ini mesti lahir dari dasar hubungan pribadi dengan Tuhan.

Dan tanggapan kita mestinya dikembangkan dalam kerelaan iman, kerendahan hati serta ketabahan dan ketekunan untuk terlibat dalam pelayanan.

Ketika kita berjalan dalam penggilan Tuhan itu, maka kita bisa mengalami metamorfosis, hidup yang biasa-biasa menjadi kisah hebat.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku bahagia dengan hidupku saat ini?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here