Hidup Ini Sangat Berharga

0
1,845 views
Ilustrasi (ist)

SEORANG bijaksana berkata, “Aku jarang memikirkan keterbatasanku dan mereka tidak pernah membuatku bersedih.”

Namanya Pheng Shulin. Pada 1995 lalu ia mengalami kecelakaan truk yang menyebabkan kedua kaki dan sebagian tubuhnya terpotong. Kemungkinan bertahan hidup sangat kecil. Untuk menyelamatkan nyawanya, sebuah tim yang melibatkan lebih dari dua puluh orang dokter dikerahkan.

Kulit diambil dari bagian kepalanya untuk dicangkokkan ke bagian tubuh yang kehilangan kulit. Badannya hanya tertinggal sepanjang 78 Cm dengan kedua kaki putus. Selama beberapa tahun, ia hanya terbaring di ranjang. Dokter-dokter di China hanya memiliki sedikit sekali harapan untuk membuatnya bisa kembali hidup normal.

Peng Shulin tidak putus asa dengan keberadaannya. Ia mulai melatih lengannya, agar bisa melakukan sendiri kegiatan seperti mencuci muka dan menyikat gigi. Ketika para dokter mengetahui perkembangan Peng Shulin, mereka mencari cara agar ia bisa berjalan kembali. Mereka membuat wadah seperti mangkuk yang bisa menampung tubuhnya, dengan sepasang kaki buatan yang ditempelkan di bawah wadah tersebut.

Ia begitu bersemangat dengan peralatan yang dirancang khusus untuknya itu. Sekarang ia mulai bisa berjalan dengan alat itu. Hal ini membuat para dokter yang menanganinya berdecak kagum.

Sering orang merasa bahwa hidupnya akan segera berakhir, ketika mengalami kecelakaan tragis. Banyak orang menyerah. Mereka tidak ingin menderita berlama-lama. Mereka pun memutuskan untuk mengakhiri hidup ini. Tetapi bukankah hidup ini milik Sang Pemberi Kehidupan?

Kisah di atas memberi kita inspirasi untuk senantiasa memperjuangkan kehidupan ini sampai diambil kembali oleh Sang Pemilik Kehidupan. Apa pun yang terjadi pada hidup kita, kita tidak boleh mengakhirinya dengan cara kita sendiri. Peng Shulin menampilkan semangat pantang menyerah, meski ia telah kehilangan sebagian besar tubuhnya. Dengan bantuan para dokter, ia berjuang untuk mempertahankan kehidupan ini. Ia berhasil. Ia pun menjalani hidup seperti manusia normal pada umumnya.

Orang yang berani memperjuangkan kehidupan ini akan mendapatkan limpahan rahmat dari Tuhan. Tuhan tidak akan pernah meninggalkan ciptaanNya berjuang sendirian. Tuhan senantiasa membantu ciptaanNya untuk memiliki hidup yang bahagia.

Tuhan telah memberikan rahmat demi rahmat bagi manusia. Sekarang tergantung manusia, apakah manusia mau bekerjasama bersama dengan Tuhan dalam memperjuangkan kehidupan ini atau tidak.

Mari kita terus-menerus memperjuangkan kehidupan ini, karena hidup ini sangat berharga. Tuhan memberkati.

Frans de Sales SCJ

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here