Hidup Menjadi Cerita, Tema Pekan Komsos Online Tahun Ini

0
458 views

Memeringati Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-54, Komisi Komunikasi Sosial Konferensi Waligereja Indonesia mengadakan Pekan Komunikasi Sosial Nasional (PKSN) Online ke-7 pada 24-30 Mei 2020. Setiap tahun PKSN dipusatkan di sebuah Keuskupan yang bersedia menjadi tuan rumah.

Tahun 2020 sedianya PKSN ke-7 dilaksanakan di Keuskupan Atambua pada bulan Juni. Namun, akibat perkembangan Pandemi Covid-19 dan mengikuti pengumuman pemerintah agar masyarakat melaksanakan physical and social distancing, Komsos KWI dan Uskup Atambua memutuskan membatalkan jadwal tersebut.

“Awalnya, Komsos KWI sudah menunjuk Keuskupan Atambua untuk menyelenggarakan PKSN pada 1-7 Juni. Namun, Pandemi Covid-19 memaksa kita tinggal di rumah dan menjalankan social distancing. Mau tidak mau kita juga harus membatalkan (aktivitas offline PKSN ini) dan menundanya,”ujar Sekretaris Eksekutif Komsos KWI, RD Steven Lalu Pr.

Demi memelihara semangat dan kesemarakan acara tahunan ini, Komisi Komsos KWI memutuskan tetap merayakan PKSN dalam format ‘on line’ sebagai solusi ketidakmungkinan melaksanakan PKSN secara tatap muka dan persekutuan fisik.

Penundaan ini menurut Romo Steven, tidak meniadakan PKSN untuk menyebarkan pesan Paus di Hari Komunikasi Sedunia ke-54 yang mengajak setiap orang membagikan cerita-cerita positif khususnya di saat Pandemi Covid-19 yang memaksa orang tinggal di rumah dengan segala dinamikanya.

Masih melanjutkan tema-tema sebelumnya yang banyak bicara tentang hoaks, cerita palsu dan membangun komunitas, kali ini Paus Fransiskus fokus pada tema “cerita”.

Dengan tema “Hidup Menjadi Cerita : Menjahit Kembali yang Terputus dan Terbelah,” PKSN yang sudah diselenggarakan ketujuh kalinya ini, menurut Romo Steven mengajak kita semua agar merajut cerita yang mampu memandang dunia dan peristiwa dengan penuh kelembutan.

“Di tengah hiruk pikuk suara dan pesan yang membingungkan, kita butuh cerita manusiawi yang bicara tentang diri sendiri dan segala keindahan di sekitar,”ujar Paus seperti dikutip dari pesan resminya.

Dengan dasar Kitab Keluaran (10:2) yang berbunyi “Supaya engkau dapat menceritakan kepada anak cucumu” Paus menyerukan agar kita menenun kisah-kisah manis dan indah tentang bagaimana kita menjalin benang dan membangun hubungan satu sama lain dalam hidup ini antara sesama, lingkungan dan Tuhan.

Kata Paus, Keluaran 10:2 menekankan kesetiaan Allah yang selalu hadir untuk manusia dan membebaskan manusia dari penindasan. Kesetiaan Allah diceritakan turun temurun dalam Perjanjian Lama dan diteruskan dalam Perjanjian Baru yang menceritakan pewahyuan Allah dalam diri Yesus. Ini membuat Allah terajut dalam kemanusiaan kita memberi cerita baru, menjadi cerita Ilahi.

Banyak cerita manusia kemudian menjadi kisah dan karya agung yang menginspirasi dan melengkapi Injil. Di dalamnya Roh Kudus berperan menuliskan dalam hati manusia meski ditulis pada garis bengkok sekalipun.

“Cerita kita menjadi bagian dari setiap cerita agung itu ketika kita menaruh cinta dalam cerita-cerita itu setiap hari. Jangan sekadar menyesal dan sedih tetapi ceritakanlah hati yang terpenjara itu kepada Allah Yang Maha Kasih supaya kita dapat menyimpul kembali jalinan hidup. Bahkan bila cerita kita buruk, kita bisa belajar memberi ruang untuk penebusan,”kata Paus.

Yang utama, kata Bapa Suci, cerita itu adalah sarana mengingat siapa diri kita di hadapan Allah, memberi kesaksian apa yang ditulis Roh Kudus.

Lomba dan Pelatihan Online

Masih seperti sebelumnya, kegiatan PKSN ( 24 – 30 Mei ) yang bertujuan menggemakan pesan Paus ini juga diisi dengan berbagai macam lomba selain ekaristi online dan sosialisasi pesan paus lewat media sosial (Facebook, Twiiter, Instagram, Website Mirifica).

“Hanya saja kali ini semua kegiatan dilakukan secara online. Dan kita sudah memulainya (lomba-lomba) sejak awal Mei,”ujar Romo Steven.

Lomba-lomba yang sudah direncanakan akan diselengarakan antara lain : Lomba Konten Kreatif Digital (Lomba Caption, Rosary Challenge, Cerita Berantai), Lomba Podcast Pewartaan, Lomba Menulis Opini, Lomba Menulis Feature- 4 Tahapan, dan Lomba Bercerita yang divideokan.

Komisi Komunikasi Sosial Konferensi Waligeraja Indonesia (Komsos KWI) sebagai penyelenggara dibantu komsos seluruh keuskupan di Indonesia juga menyelenggarakan pendampingan serta online course untuk memantapkan para peserta dalam mengikuti lomba.

Kegiatan pendampingan dan kursus online ini, menurut Romo Steven bahkan bakal berlanjut hingga setahun ke depan. Jadi memungkinkan para pegiat komsos, para biarawan dan biarawati serta Orang Muda Katolik (OMK) yang punya minat di bidang pewartaan bisa mengikuti berbagai kegiatan secara online dan belajar banyak hal. Mulai dari menulis kreatif, memproduksi podcast/ radio, mencipta lagu, jurnalistik, dan masih banyak lagi.

Diharapkan, seluruh umat Katolik dan masyarakat Indonesia, juga keluarga-keluarga yang sedang tinggal di rumah karena Pandemi Covid-19, orang-orang muda yang sangat aktif di media sosial dan para pegiat karya komsos Keuskupan dan Paroki ikut serta meramaikan kegiatan ini.

“Kami ingin menggerakkan umat dan masyarakat untuk berbagi cerita positif, inspiratif dan menyatukan sesuai pesan Paus di Hari Komunikasi Sedunia ke-54 (24 Mei) tahun ini,”ujar Romo Steven.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here