“Hitman: Agent 47”, Mesin Pembunuh tanpa Rasa Sesal

0
2,374 views

ALKISAH kepintaran Dr. Litvenko yang berhasil menciptakan manusia pembunuh tanpa rasa sesal ternyata di kemudian hari malah mendatangkan masalah. Untuk itulah, Dr. Litvenko diburu untuk dimusnahkan. Tapi dia berhasil kabur meninggalkan putrinya yang masih mungil di dalam sebuah got.

Beberapa tahun kemudian, putri mungil ini sudah menjadi gadis dewasa bernama Katia van Dees (Hana Ware). Keberadaannya dinanti dan diburu baik oleh CIA dan sebuah sindikasi internasional. Dimana Katia berada, maka pastilah keberadaan ayahnya yakni Dr. Litvenko akan terlacak. Dan benarlah, doktor ahli rekayasa genetika sel manusia dan pencipta mesin pembunuh ini diketahui berada di Singapura.

Tak urung, agen-agen sindikat dan CIA saling mengejar waktu untuk meringkus Dr. Litvenko. Katia van Dees ada di pusaran itu. Sekaligus, barulah diketahui belakangan bahwa nama Katia van Dees itu nama samaran untuk mengelabuhi musuh. Karena sejatinya, cewek itu juga mesin pembunuh dengan kode 48 alias quatre-vingt-dis –ucapan bahasa Perancis untuk 48.

Salah satu mesin pembunuh yang semula mengejarnya namun kemudian menyelamatkannya itu punya nama Agen 47.

Film Hitman: Agent 47 semata-mata hanya mengandalkan kedigdayaan manusia yang menjadi mesin pembunuh tanpa rasa sesal. Bobot ceritanya sangat lemah. Kalau pun harus disebut menarik, maka kita bisa terpukau oleh ketamakan manusia modern yang menciptakan mesin pembunuh namun kemudian menyesalinya bahwa itu ternyata mendatangkan mala petaka.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here