Hukum dalam Kelembutan

0
222 views
Hukum Taurat (Ist)

Sabtu, 18 Juli 2020

Mi 2:1-5 dan Mat 12:14-21

NABI Mikha melihat kejahatan yang dilakukan bangsa Isarel adalah kejahatan yang terstruktur, dirancang sepanjang malam dan dilaksanakan sepanjang hari. Kejahatan berupa perampasan atas tanah, rumah, warisan oleh orang yang berkuasa. Ini bentuk penghinaan kepada Tuhan yang Mahakuasa.

Allah tidak menutup mata akan kejahatan itu. Allah mendengar teriakan minta tolong dari orang miskin dan tertindas. Dan Allah merancang malapetaka besar: yang menindas sesama akan tertindas, yang memperlakukan sesama sebagai budak akan hidup dalam perbudakan, dan yang merampas harta orang miskin, miliknya juga akan dirampas darinya. Allah yang Mahaadil, akan membalas setimpal dengan perbuatan manusia.

njil Matius memperlihatkan karya Yesus yang diilhami sikap Hamba Tuhan yang sejati. Hamba Tuhan melaksanakan tugas perutusan-Nya dalam kelembutan. Ia penuh kasih kepada semua orang, kasih yang mendidik pelan-pelan tapi pasti, tersembunyi namun berarti. Hamba Tuhan tidak berteriak, tidak berbantah, suaranya tak terdengar di jalan.

Kelembutan kerahiman Hamba Tuhan dalam diri Yesus dilukiskan dengan ungkapan ini: “Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang” (Mat 12:20).

Bagaimana dengan kita?

Hari ini kita diajak untuk berlaku lemah lembut, sabar satu terhadap yang lain. Berjuang menegakkan keadilan dan kebenaran dalam kelembutan dan penuh kasih. Tidak perlu menonjolkan diri, kemegahan dan kekuatan.

Mari kita belajar dari Yesus, Guru dan Tuhan kita. Amen.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here