Iman “Menginthili”

0
358 views
Ilustrasi by ist

Bacaan 1: Ibr 7:25 – 8:6
Injil: Mrk 3:7 – 12

“Menginthili” adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Jawa, “kinthil” atau ikut tanpa tujuan. Ada yang mengatakan orang-orang jenis ini bisa dikatakan tolol, karena telah kehilangan akal sehatnya, tanpa malu dan ragu menginthili (mengekor) saja.

Mereka bisa saja adalah pendukung sepakbola, artis, bahkan tokoh tertentu dan selalu mengikuti kemana pun idolanya berada.

Meski hanya bermain di kasta kedua, Dynamo Dresden klub sepakbola di Jerman selalu ditemani supporter-nya kemana pun klub bermain.

Tak peduli seberapa jauh pertandingan tersebut dari tempat tinggal para suporter. Mereka kadang mendominasi stadion tim yang dikunjunginya dan memberi efek positif dalam kemenangan.

Saat Tuhan Yesus bersama para murid-Nya menyingkir ke danau Galilea, banyak orang mengikuti-Nya. Mereka bahkan datang dari wilayah di luar Galilea seperti Yudea, Yerusalem, Idumea, dari seberang Jordan, serta Tirus dan Sidon.

Namun sayang, mereka datang kepada Tuhan Yesus hanya karena mendengar kehebatan-Nya saja. Mereka datang dengan pamrih dan tidak mampu mengimani-Nya sebagai Mesias yang akan menyelamatkan umat manusia.

Tuhan pun mencoba menjaga jarak terhadap orang-orang semacam itu.

Ia menyuruh murid-murid-Nya menyediakan sebuah perahu bagi-Nya karena orang banyak itu, supaya mereka jangan sampai menghimpit-Nya.

Bahkan Tuhan pun melarang keras roh jahat memberi kesaksian tentang diri-Nya, karena memang tidak pantas.

Rasul Paulus mengajar jemaat Ibrani tentang status Tuhan Yesus sebagai Imam Agung.

Sebagai Imam Agung, Tuhan Yesus adalah imam yang sempurna. Ia saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang telah dipisahkan dari orang-orang berdosa dan ditinggikan mengatasi segala langit.

Tuhan Yesus dalam menebus dosa umat manusia hanya mempersembahkan sekali untuk selama-lamanya, yaitu tubuh-Nya sendiri.

Berbeda dengan imam besar pilihan manusia yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk menebus dosanya sendiri dan umatnya.

Dalam kesempurnaan-Nya, Ia melayani ibadah di tempat kudus dalam kemah sejati yang didirikan oleh Tuhan sendiri dan bukan buatan manusia.

Pesan hari ini

Banyak umat Kristiani juga “menginthili” Tuhan Yesus tanpa tahu apa yang mereka Imani. Pokoknya dibaptis dan ikut Tuhan Yesus.

Tidak mau membaca Kitab Suci sebagai sarana untuk belajar mengenal-Nya. Jangan-jangan Tuhan Yesus juga akan menjaga jarak (naik perahu) dan tidak mau dijamah karena ketidaktulusan umat-Nya?

Tuhan Yesus adalah Imam Agung lestari pengantara kita.

Keterbatasan Hidup adalah Perilaku yang Buruk. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here