In Dulcem Memeroriam JB Priyanahadi

0
241 views
RIP JB Priyanahadi. (Ist)

BEBERAPA pertanyaan ditakdirkan untuk menjadi indah. Berhadapan dengan pertanyaan jenis ini, kita tidak bingung mencari jawab; Juga kita tidak gentar memilih antara kejujuran dan kebohongan, karena kita tahu pertanyaan ini tidak menuntut.

Pertanyaan ini tidak meminta jawab. Ia justru memperlihatkan betapa sesungguhnya diri kita ini baik adanya dan betapa indahnya hidup ini.

Pertanyaan macam ini semata-mata mewartakan kebaikan:

“Kawan-kawan, lihatlah dengan mata kalbu.

  • Andaikata kita ini laut, apa kita masih punya kedalaman?
  • Andaikan kita ini api, masihkah kita punya kehangatan?
  • Andaikata kita ini pohon, apakah kita punya galih yang punya garis-garis tahun atau gabus
  • Andaikan kita daun, apakah kita ini kuncup atau daun kerontang?
  • Andaikan kita ini hari, apakah kita ini cerahnya pagi atau bianglala senja?
In Dulcem Memeroriam JB Priyanahadi

Siapakah kita? Serangga yang membuat pohon berbuah atau ulat pematah akar?”

Buku ini dipersembahkan bagi Pak Priyanahadi, sang pemilik pertanyaan-pertanyaan indah itu. Ia pernah menjadi teman seperjalanan kami di Penerbit dan Percetakan Kanisius.

Sepanjang masa baktinya, dia salah satu pribadi yang konsisten menghayati karyanya di bidang perbukuan sebagai karya pewartaan. Dan ia menjalankannya dengan penuh kecintaan dan kegembiraan.

Dengan empati dan kegembiraan pula, ia senantiasa berusaha meyakinkan kami, rekan-rekan sejawatnya, bahwa kami adalah orang baik, bahwa kami bisa, bahwa kami mampu menjadi lebih baik lagi.

Maka, lingkungan kerja dan pertemanan pun menjadi di mana tempat di mana kebaikan diwartakan setiap saat.

Betapa indahnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here