In Memoriam Mgr. Pandoyoputro O.Carm, Dua Momen Dramatis (3)

0
1,066 views

WIWIEK D. Santoso ikut dalam barisan ribuan umat yang memenuhi sudut-sudut Stadion Gajayana di Kota Malang saat berlangsung prosesi upacara tahbisan episkopal Uskup baru Keuskupan Malang Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan O.Carm, hari Sabtu pagi tanggal 3 September 2016. Meski Wiwiek sekarang telah menjadi umat Gereja St. Yakobus Paroki Kelapa Gading di Jakarta Utara, namun sejatinya Ketua Pokja Pendidikan KBKK (Kelompok Bakti Kasih Kemanusiaan) ini seratus persen asli arek Malang.

Pun pula suaminya juga arek asli Malang. Dan menjadi lebih istimewa lagi,  bersama Yohanes Hendrawan  –sang suami—Wiwiek D. Santoso ini datang mengikuti seluruh rangkaian prosesi tahbisan episkopal Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan O.Carm lantaran Yohanes adalah teman seangkatan sekolah di SMA St. Albertus Dempo Malang kurun waktu tahun 1970-an.

Baca juga:  Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan O.Carm, Kawan Seangkatan di SMA St. Albertus Dempo Malang

Dua Uskup Keuskupan Malang: Mantan Uskup Mgr. Pandoyoputro O.Carm (kanan) dan penggantinya Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan O.Carm.
Dua Uskup Keuskupan Malang: Mantan Uskup Mgr. Pandoyoputro O.Carm (kanan) dan penggantinya Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan O.Carm.

Keluar dari ‘skenario’

Seperti mungkin banyak diketahui oleh banyak orang, sebenarya  “skenario”  yang sudah disiapkan oleh panitia adalah sebagai berikut: karena kondisi kesehatannya yang menurun, Uskup Keuskupan Malang Mgr. Herman Joseph Sahadat Pandoyoputro seharusnya tetap saja beristirahat di RS RKZ Malang dan tidak ‘diperkenankan’ dokter untuk datang menghadiri prosesi tahbisan Uskup baru Keuskupan Malang. Namun apa dinyana, sesuai penuturan dr. Eric Rahardi, ternyata Mgr. Herman Joseph Sahadat Pandoyoputro ikut ‘nongol’ di acara tahbisan Uskup baru di Stadion Gajayana Malang.

Ketika seluruh prosesi upacara tahbisan sudah rampung, demikian tulis Wiwiek D. Santoso kepada Sesawi.Net, Uskup baru Keuskupan Malang Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan O.Carm datang menghampiri pendahulunya Mgr. Herman Joseph Sahadat Pandoyoputro.

Sebuah adegan dramatik terjadi dalam sekuel sekian menit lamanya. “Almarhum Mgr. Pandoyoputro terlihat menangis haru bahagia bahwa akhirnya Keuskupan Malang telah memiliki Uskup baru yang menggantikan tugas dan tanggungjawabnya sebagai pemimpin Gereja Lokal di Keuskupan Malang,” tulis Wiwiek D. Santoso, kini Presdir perusahaan tol milik Grup ASTRA.

 

Baca juga: “Syukur kepada Allah”, Resepsi Tahbisan Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan O.Carm

Momen dramatis kedua terjadi pada hari Sabtu tanggal 3 September 2016.

Juga tak dinyana-nyana, Mgr. Herman Joseph Sahadat Pandoyoputro kembali lagi datang ‘nongol’ di acara resepsi tahbisan Uskup baru Keuskupan Malang. Tanpa pernah diduga sebelumnya, beliau naik panggung menyampaikan pidato kata sambutan yang sebenarnya sudah dibuat skenario ‘cantik’ yakni diwakilkan oleh seorang imam lain. “Beliau menyampaikan kata sambutannya sendiri. Suara beliau sangat mantap disertai banyak tertawa sana-sini. Sangatlah jelas bahwa beliau saat itu merasa sangat lega dan bangga hati: akhirnya Keuskupan Malang punya Uskup baru,” tulis Wiwiek D. Santoso.

mgr-pandoyo-dan-penggantinya-by-km
Uskup Keuskupan Malang waktu itu –almarhum Mgr. Herman Joseph Sahadat Pandoyoputro O.Carm– saat mengumumkan ke publik perihal terpilihnya dosen ahli KS Prof. Henricus Pidyarto Gunawan O.Carm sebagai calon Uskup Keuskupan Malang. (Dok. Keuskupan Malang)

Baca juga:   In Memoriam Mgr. Herman Joseph Sahadat Pandoyoputro O.Carm, Kenal di Ranjang RKZ (2)

Menelpon Uskup

Pada bagian lain, Indra Kariadi yang pernah menjadi mahasiswa di Universitas Wisnu Wardhana di Malang punya kesan tersendiri terhadap sosok almarhum Uskup Emeritus Mgr. Herman Joseph Sahadat Pandoyoputro O.Carm. Sebagaimana disharingkan oleh Wisnu kepada mantan Pastor Mahasiswa Keuskupan Malang saat itu –yakni Romo Michael Agung “Ciput” Christiputro O.Carm—ia sangat terkesan dengan sosok Monsinyur yang ramah dan rendah hati ini.

“Masih terngiang suara beliau yang sangat santun namun juga  berwibawa,  saat saya memberanikan diri menelpon beliau ke Pastoran Wisma Keuskupan Malang beberapa tahun yang lalu,” ungkap Indra.

“Beliau menyebu diri sebagai Romo Pandoyo, bukan Monsinyur. Saya rasa inilah salah satu bentuk kerendahan hati beliau yang patut diteladani dari seorang pemimpin Gereja Lokal di Keuskupan Malang,” tulis Indra kemudian.

“Sugeng tindak Romo Monsinyur Pandoyo, terima kasih atas penggembalaanmu selama ini. Biarlah engkau menjadi pendoa bagi kami yang masih berjuang di bumi ini,” kata Indra Kariadi mengakhiri sharingnya kepada mantan Pastor Mahasiswa Keuskupan Malang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here