In Memoriam Pastur Patrick Hartadi OFMCap, Uang di Tangan Sosok Sederhana (3)

0
797 views
Ilustrasi: Tahbisan imamat. (Ist)

LAHIR dari keluarga Tionghoa di Teluk Pakedai, Kabupaten Kubu Raya, tanggal 26 Juli 1944, almarhum Pastur Patrick Hartadi OFMCap menyandang nama kecil Yohanes Lim Keng Siang.

Di keluarganya, ia menjadi anak ke-8 dari 11 bersaudara.

Sedari kecil, buah cintapasangan Bapak Lim Gui Hau dan Ny. Huam Miau Cu ini sudah menunjukkan bakatnya bak seorang akuntan. “Ia sangat teliti, disiplin, dan rapi dalam mengerjakan sesuatu,” demikian kata kakak kandung almarhum yakni Sr. Angelita Limas SFIC mulai berkisah.

40 Tahun Imamat Pastur Patrick Hartadi OFMCap, Keahliannya Kelola Uang (2)

Bertukang

Suster biarawati Kongregasi suster SFIC ini juga mengatakan, ketika masih kecil adiknya ini rajin dan memiliki bakat bertukang.

“Masa kecil Patrick biasa-biasa saja seperti anak-anak kecil seusianya. Namun, satu hal yang saya kagumi dari adik saya adalah bakatnya bertukang. Ia bisa membuat kursi, meja, dan perabot rumah tangga lainnya, meskipun tidak pernah belajar di sekolah pertukangan,” ungkap Suster Angelita SFIC.

Keluarga Lim yang Katolik

Keluarga Lim, demikian nama marga Pastur Patrick, merupakan keluarga Katolik yang taat. Bapak Lim Gui Hau dan Ny. Huam Miau Cu selalu menganjurkan anak-anaknya untuk selalu berdoa dan pergi ke gereja setiap hari Minggu.

Kesalehan dan kesetiaan kedua orangtua Pastur Patrick untuk mewariskan ajaran iman kekatolikan kepada anak-anaknya ini ternyata melahirkan sebuah kerinduan yang terbesit di hati pasutri ini untuk mempersembahkan anak-anak mereka kepada Tuhan.

Menurut kisah Sr. Angelita, kedua orangtuanya memang memiliki keinginan bahwa di antara anak-anaknya ada  yang menjadi imam dan suster.

Biarawati  yang pernah bertugas sebagai bidan di Rumah Sakit Kusta Alverno Singkawang ini mengungkapkan dirinya pernah dibisiki oleh ibunya supaya ia mau menjadi seorang biarawati. Demikian hal serupa juga terjadi dengan adik kandungnya ini.

Almarhum Pastur Patrick Hartadi 0FMCap bersama Saudara Kapusin lainnya. (Ist)

Dikisahkan bahwa Patrick kecil yang pada saat itu masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) kerap mendapat gurauan dari saudara-saudaranya.

“Saya tidak begitu tahu persis awal panggilan Pastur Patrick. Keinginannya untuk menjadi seorang imam, karena tidak pernah terucap dari mulutnya, namun yang saya ingat adalah dulu kami sering bergurau dengan memanggil almarhum waktu itu dengan panggilan “Pastur Yohanes Lim,” ungkap suster yang kini tinggal di komunitas jompo Susteran St. Antonius Pontianak.

Berawal dari bisikan Sang Bunda dan gurauan saudara-saudaranya, yang pada awalnya dirasakan biasa saja, namun seiring berjalannya waktu benih panggilan khusus ini pun muncul di hati kecil Pastur Patrik.

Almarhum Pastur Patrick Hartadi OFMCap saat masih muda belia (tengah dan bertopi).

Membangun Sanggau

Maka pada tanggal 1 Agustus 1964, Yohanes Lim muda mengikuti jejak sang kakak, Sr. Angelita yang lebih dulu masuk biara, dengan masuk Ordo Fransiskan Kapusin sebagai novis. Sejak saat itu ia berganti dengan nama biara menjadi Frater Patrick Hartadi OFMCap.

Kemudian sampailah pada jenjang tahbisan Imamat yang  diterimanya tanggal 14 Juli 1972 dari tangan Mgr. Herculanus Joannes OFMCap. Segera sesudah menjadi imam, Pastur Patrick mendapat tugas sebagai pastur pembantu di Sanggau Kapuas.

Beberapa kurun waktu terjun di medan karya pastoral di Paroki Sanggau, Pastur Patrick mendapat tugas dari Ordonya untuk studi di Universitas Salesiana di Roma hingga menempuh gelar licenciat di bidang pedagogi (1973-1978).

Cinta dan Perhatian Saudara Kapusin dan Keluarga terhadap Alm. Pastur Patrick Hartadi OFMCap (2)

Setelah menyelesaikan studinya, Pastur Patrick mendapat tugas sebagai pimpinan di Persekolahan Nyarumkop tahun 1979-1982. Lalu menjadi Pastur Paroki di Batang Tarang (1982-1983). Kemudian ia menerima tugas menjadi Vikjen  sekaligus Sekretaris  Keuskupan Sanggau (1983-1991) dan kemudian Sekretaris Provinsi Kapusin Indonesia  (1991-1994).

Pastur Patrick diminta sebagai ekonom Badan Kerjasama (BKS) Prokap tiga wilayah Provinsi Kapusin Indonesia, Provinsi Pontianak, Sibolga dan Medan. Kepiawaian dan kecermatannya dalam mengelola keuangan, ia juga diminta menjadi ekonom Keuskupan Palangkaraya pada tahun 1997-2000.

Setelah membantu tata kelola keuangan di Keuskupan Palangkaraya,  ia mendapat tugas sebagai Pastur Pembantu di Paroki Gembala Baik Pontianak selama satu tahun. Pengalaman selama bertugas sebagai ekonom BKS Prokap dan di Keuskupan Palangkaraya, maka Ordo memberi kepercayaan kepadanya sebagai ekonom Ordo Kapusin Provinsi Pontianak sembari juga sebagai Pastur Pembantu di Paroki St. Agustinus Kubu Raya sejak tahun 2001-2018.

Sosok sederhana

Pastur Patrick Hartadi OFMCap dikenal oleh saudara-saudara dan rekan imam lainnya sebagai sosok yang sederhana, disiplin.

Almarhum Pastur Patrick Hartadi OFMCap (kanan) bersama dua Saudara Kapusin antara lain alm. Pastur Petrus Rostandy OFMCap (kiri).

Romo Prasetyo CDD, Pastur rekan di Paroki St. Agustinus memberi kesan bahwa kehadiran Pastur Patrick di Komunitas Pasturan St.  Agustinus mengoreskan kenangan manis. “Pastur Patrick memberi banyak teladan hidup kepada saya. Almarhum adalah sosok yang sederhana, gembira meskipun mengalami sakit, lepas bebas, mandiri dan setia dalam tugas serta panggilannya,” ungkap Romo Prasetyo.

Pastur Patrick menghembuskan nafasnya yang terakhir karena stroke di Rumah Sakit St. Antonius pada 27 Juli 2018.

Doa untuk menghantar jenazah almarhum ke tempat peristirahatan terakhir di pemakaman Katolik St. Yusuf Sei Raya Pontianak diawali dengan Misa Requiem dipimpin oleh Pastur Hermanus Mayong OFMCap (Minister Provinsial Ordo Kapusin Provinsi Pontianak). \Ikut dalam misa ini adalah Pastur William Chang OFMCap (Vikjen Keuskupan Agung Pontianak), Pastur Andreas Kurniawan OP (Ekonom Keuskupan Agung Pontianak), Pastur Prasetyo CDD (Pastur Rekan Paroki St. Agustinus), Pastur  Erwin OFMCap (Pastur di Paroki Pusat Damai di Bodok, Sanggau), serta sejumlah Imam Kapusin Pontianak lainnya.  (Selesai)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here