In Memoriam Romo B. Herry Priyono SJ (1)

0
1,708 views
RIP Romo B. Herry Priyono SJ.

SIANG ini, hampir semua group WA yang saya ikuti, memberitakan meninggalnya Romo Herry Priyono.

“Karena jantung,” kata Romo Riyo MursantoSJ, mantan Provinsial SJ di grup kami.

Kita semua sangat terkejut dan tidak percaya, Romo Herry pergi secepat itu. Selama ini, ia menjaga kesehatannya dengan baik. Kalau saya lagi main ke Pastoran Kanisius Menteng, saya lihat dia bikin salad alpukat.

“Jaga kesehatan itu bagian dari iman” katanya.

Di Seminari Mertoyudan, Romo Herry adik kelas saya dua tahun. Kami angkatan 73, dia angkatan 75.

Romo Herry seangkatan dengan Romo J. Haryatmoko SJ, Romo Purbo Tamtomo Pr dan Romo Aji Prabowo Pr.

Zaman masih di Seminari Mertoyudan, Herry Priyono bersama temannya alm. Romo Hari Kustono Pr, sering nginap di rumah saya di Muntilan, kalau ada Aksi Panggilan.

Dik Tutik kakaknya, teman SMA adik saya di SMA Stella Duce. Juga Dik Isti, adiknya sekelas sama adik saya. Sama-sama alumni SMA Stece.

Dik Isti menikah dengan saudara sepupunya Romo Benny Juliawan, Provinsial SJ sekarang. Tahu saya dulu sering main ke rumahnya di Pokoh dan kenal baik Bapak-Ibu Suratno ayah-ibunya, Romo Herry sering cerita kalau bapak-ibunya sampai sekarang masih sangat sehat.

Ia belajar jaga kesehatan itu dari didikan bapak-ibunya. Disiplin makan, disiplin tidur, disiplin melipat selimut, disiplin belajar, termasuk disiplin mempersiapkan kematian. Katanya ke saya: “Lha bapak-ibuku ki wis nyiapké peti mati barang lho mas nèk sewaktu-waktu kapundhut.”

Di grup WA SMA kami, ada yang komentar: “Yang meninggal itu Herry Priyono adik kelas kita yang kemlinthi itu ya ?”

Ya memang, gaya Herry Priyono itu agak kemlinthi. Tapi dia sembada, dan… memang bermutu.

Banyak orang, termasuk para Romo Jesuit, cuma kemlinthi thok kurang sembada dan kurang mutunya.

Setahu saya, baru Romo Herry Priyono SJ lah, Jesuit pertama Indonesia yang ditugaskan sekolah di London School of Economic.

Hasilnya hebat. Lulus PhD tepat waktu dan dapat penghargaan “The Robert McKenzie Price” sebagai wisudawan terbaik.

Ya memang karena sembada dan berkualitas itu. Habis pulang dari London dia cerita ke saya: “Saya didatangi Romo Magnis disuruh ngurus STF. Padahal ketemu Provinsial saja durung. meyakinkan aku tenanan kaé lho mas”.

Saya rasa, Romo Magnis dan teman-teman dosen STF, hari ini masih sangat shock dan kehilangan sosok Herry Priyono.

Romo Herry memang telah menjadi pribadi, sahabat, saudara, imam, pekerja, pelayan dan Jesuit yang sangat hebat dan sangat bisa diandalkan.

Saya yakin, dia termasuk sedikit sosok imam Jesuit langka yang diam-diam diidolakan para seminaris dan Jesuit muda.

Selamat jalan adikku Romo Herry Priyono. Quod in vita facimus, in aternum resonat. Kamu telah menghidupi kehidupan di dunia ini dengan baik. Keharuman namamu akan terus terkenang dalam keabadian. RIP dik.

A.Kunarwoko – Kelapa Gading 21 Desember 2020

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here