ADA yang menarik dalam kisah hidup almarhum Romo Karl Theodor Wolf SJ (1945-2021) yang hari Minggu siang tanggal 17 Januari 2021 meninggal dunia karena serangan jantung.
Dalam sebuah percakapan pribadi dengan Andhika Rahardianto dari Paroki Ambarawa, Romo Wolf SJ yang pernah berkarya di Gereja Santo Yusup Paroki Ambarawa menyatakan kisah panggilannya sebagai berikut.
Protes keras atas keputusannya jadi imam
Keputusannya tetap jadi imam ternyata mendapat tentangan sangat keras dan serius dari keluarganya. Utamanya adalah kakak kandungnya.
“Kakak kandung protes keras atas rencana saya tahbisan imam. Ia selisih lima tahun dengan saya,” tulis Romo Wolf SJ kepada Andhika yang screenshot percakapan ini diberikan kepada Sesawi.Net.
Percakapan ini terjadi tanggal 14 Desember 2018.
Terbang dari Amerika Latin
Namun, di ujung cerita, hati sang kakak kandung itu pun luluh.
Di tahun 1976 itu, lanjut Romo Wolf SJ, kakak kandungnya yang tinggal di kawasan negara di Amerika Latin tetap menyatakan perhatian dan kasihnya kepada adiknya.
“Ia terbang hampir mengelilingi bumi hanya untuk datang menghadiri acara tahbisan imam saya di Yogyakarta,” tulis Romo Wolf SJ.
Sang kakak kandung itu akhirnya dengan mantap menempuh perjalanan panjang dari Amerika Latin menuju Yogyakarta.
“Rutenya Amerika Latin menuju Amerika Serikat. Dari AS menuju Jerman. Dari Jerman menuju Jepang, Hong Kong, Singapura, Jakarta, dan baru kemudian ke Yogyakarta,” ungkap Romo Wolf SJ sebagaimana tampak dalam dokumen pribadi Andhika.
Takut terbang
Saat itu, ayah kandung almarhum Romo Wolf SJ sudah sepuh. “Ayah tidak ikut menghadiri acara tahbisan saya di Yogyakarta karena dia takut terbang,” ungkap Romo Wolf SJ.
Delapan kali kunjungan
Ibu kandung Romo Wolf SJ sampai delapan kali datang ke Indonesia mengunjungi anaknya yang jadi pastor paroki.
Saat berkarya di Gereja Santa Theresia Jakarta, ibunya pernah datang mengunjungi dia sampai empat kali.
“Kunjungan ibu terakhir kali terjadi ketika ibu sudah berumur 85 tahun. Lalu, ada empat putera altar dari Paroki Theresia pernah ikut saya liburan di Jerman,” kenangnya tentang cintanya kepada umat Katolik Indonesia sehingga ia memilih tetap tinggal di Indonesia.
Sebanyak empat kali juga, kakak kandungnya dari Amerika Latin pernah datang mengunjungi Romo Wolf SJ di Indonesia.