Inisiasi Program Bebas Covid-19 di Seminari Tinggi Interdiosean San Giovanni XXIII Malang: Singkat tapi Bermakna (2)

0
333 views
Inisisiasi tentang acara kegiatan liturgi bagi para frater tingkat satu Seminari Tinggi Interdiosesan San Giovanni XIII Malang. (Ranubaya)

INI kisah lanjutannya. Tentang riwayat perjalanan kami yang terseok-seok harus bebas Covid-19 dari Ketapang di Kalbar menuju Malang di Jatim.

Sesampainya di Kota Malang, tepatnya di Seminari Tinggi Interdiosesan San Giovanni XXIII Malang, kami tidak bisa serta-merta langsung mengikuti kegiatan komunitas.

Namun harus tetap melaksanakan isolasi mandiri, sekalipun hasil antigen negatif.

Isoman dan disenfectan

Saat tiba di Seminari Tinggi, penulis bersama Frater Reginald -teman satu angkatan- disambut oleh Rektor Seminari: Romo Gregorius Tri Wardoyo CM dan Ibu Ria dari Bagian Sekretariat.

Agar barang-barang yang kami bawa steril dari virus dan bakteri yang merugikan, semuanya disemprot desinfektan.

Kami juga diwajibkan mencuci tangan sebelum masuk ke unit yang telah disediakan.

Selain itu, kamar yang kami tempati juga di-screening dengan sinar UV untuk menghilangkan bakteri dan kuman yang ada di kamar.

Romo Aang Winarko menyarankan kami untuk tetap menaati protokol kesehatan yang telah disediakan oleh Seminari Tinggi. Terutama kebiasaan mengenakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, membatasi mobilitas dan interaksi, plus menghindari makan bersama.

Perkenalan antar sesama frater penghuni Seminari Tinggi Interdiosesan San Giovanni XIII Malang. (Ranubaya)

Aturan ini wajib ditaati oleh seluruh anggota komunitas yang ada di Seminari Tinggi Interdiosesan San Giovanni XXIII Malang.

Setelah proses isolasi mandiri, kami semua yang tiba di Malang sebelum tanggal 12 Juli 2021 dites ulang melalui swab antigen.

Satu per satu frater dipanggil namanya dengan tetap mengenakan masker serta menjaga jarak selama melaksanakan test antigen.

Hasil tes juga tidak lama dan langsung nampak saat itu juga.

Puji Tuhan, seluruh frater yang menjalani tes antigen hasilnya negatif sehingga dapat melaksankan jadwal harian di komunitas.

Pada saat yang bersamaan, para frater yang datang dari Seminari Tahun Rohani di Lawang juga mulai berdatangan. Para frater tersebut melaksanakan isolasi mandiri dan barang-barang yang dibawa wajib untuk disterilisasi dengan desinfektan.

Pada tanggal 19 Juli 2021, para frater tersebut akan melaksanakan tes antigen gelombang kedua supaya bisa mengikuti inisiasi.

Pertemuan dengan Ketua Komunitas Fr. Feri di Seminari Tinggi Interdiosesan San Giovanni Malang. (Ranubaya)

Inisiasi

Setelah menjalani tes antigen kedua, para frater boleh mengikuti inisiasi.

Inisiasi dimulai sore hari di ruang sebelah kapel yang ada di bawah, belakang refter.

Acara dipimpin oleh Frater Pasha dan para panitia dari tingkat dua. Acara pembuka ini lebih kepada acara saling mengenal satu sama lain. Bagaimanapun, acara perkenalan ini tetap mematuhi protokol yang telah ditentukan.

Dengan tetap mengenakan masker, satu per satu mulai dari frater tingkat atas baru kami para frater tingkat satu.

Ada beberapa anjuran yang perlu dipatuhi oleh para frater yakni untuk senantiasa menjaga satu sama lain, saling mengingatkan, dilarang keluar dari kompleks seminari, dan dilarang merokok.

Di hari selanjutnya, kami melaksanakan perkenalan lingkungan seminari. Kami diperkenalkan mengenai gedung-gedung yang ada di seminari, letak serta fungsinya.

Kami juga diberik tugas untuk meresensi sebuah buku dan refleksi mengenai kerjasama. setelah melaksanakan perkenalan gedung dan lain-lain, kami makan siang.

Tentunya aturan makan siang sudah berbeda dari biasanya.

Tidak lagi makan siang bersama atau berkumpul, namun makan siang di ruangan masing-masing.

Makanan dibagikan di dalam kotak makan sehingga semua frater mendapatkan jatah makan yang sama banyak. Hal ini dilakukan demi kebaikan bersama khususnya mencegah penyebaran virus corona melalui aktivitas berkumpul.

Selanjutnya pada sore hari, Fr. Yudi melakukan syering bersama para frater tingkat satu.

Ia menjelaskan bagaimana model kehidupan komunitas yang ada di Seminari Tinggi, model belajar daring, dan pada malam harinya pengenalan tentang liturgi ibadat pagi dan sore di kapel utama dibantu oleh Fr. Tomi.

Acara inisiasi tidak dapat dilanjutkan kembali, mengingat kondisi pandemi yang sangat tidak memungkinkan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

Maka, para frater tingkat satu sudah diperbolehkan mengikuti acara komunitas seperti ibadat pagi, misa harian, ibadat sore.

Saatnya kerja bersih-bersih lingkungan Seminari Tinggi Interdiosesan San Giovanni XXIII Malang, usai kegiatan lainnya. (Ranubaya)

Selebihnya aktivitas lebih banyak dilakukan di kamar masing-masing untuk menghindari kerumuman.

Meskipun singkat, setidaknya para frater telah menerima beberapa gambaran kehidupan komunitas, mengenali para frater tingkat atas, para karyawan/karyawati seminari, serta para romo yang bertugas di seminari.

Semua aktivitas harian seperti ibadat pagi, misa harian, dan ibadat sore tetap berlangsung dalam kaidah melaksanakan protokol kesehatan yaitu mengenakan masker dan menjaga jarak.

Walaupun acara inisiasi terbilang singkat, namun para frater tingkat satu tetap bersemangat dalam menjalani panggilannya.

Ini terlihat dari antusiasme, kepatuhan, kekompakan serta ketaatan yang dijalankan oleh para frater yang ada di Seminari Tinggi Interdiosesan San Giovanni XXIII Malang.

Hanya satu harapan kami para frater, semoga pandemi ini lekas berlalu dan para romo serta semua anggota komunitas diberikan kesehatan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. (Selesai)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here