Iran-Arab Saudi: Saling Intip untuk Siap Saling Serang

1
3,404 views

HARI-hari ini dunia dibuat terperangah, ketika otoritas keamanan AS berhasil membongkar rencana pembunuhan atas Dubes Arab Saudi di AS HE. Al-Jubeir oleh agen-agen rahasia Iran. Menurut Prof. Michael Rubin dari Naval Postgraduate School, rencana ini mengejutkan karena Iran selama ini dianggap kurang ‘vokal’ dalam menyuarakan ‘kebenciannya’ terhadap Arab Saudi.

Kalau Iran ngamuk dengan AS dan Israel –kata Rubin—“Aah, itu sangat biasa dan orang tidak heran. Tapi, kalau terbongkar rencana membunuh Dubes Arab Saudi…itu baru heboh besar.”

Meski menjadi heboh di media massa, namun Rubin menyatakan bahwa sebenarnya hubungan kedua negara beda etnis ini sejak lama memang “tidak rukun”. Mereka secara geopolitik terpisah, tidak saja karena mayoritas penduduk kedua negara ini berbeda “aliran”: satunya Suni (di Arab Saudi), lainnya mayoritas Islam Shiah (Iran). Belum lagi, secara etnografi pun mereka juga berbeda: satunya Arab, lainnya berdarah Persia.

Secara geografis juga sudah “dipersatukan”, lantaran kedua negeri kaya minyak ini dipisahkan oleh Teluk Persia. Kalau permusuhan kedua negeri berpenduduk mayoritas Islam ini semakin merucing, itu karena bergolaknya Revolusi Islam yang dikumandangkan oleh almarhum Ayatollah Khomeini tahun 1979, sepulang dari pengasingannya di Perancis karena dikejar oleh Shah Iran.

Yang pasti, kata Rubin, Teheran-Riyad sejak dulu memang selalu  tidak (pernah) rukun. Menurut laporan Riyad, sejak lama pula Teheran selalu dituding suka berbuat “onar” di tanah Kerajaan Arab Saudi. Yang paling jelas adalah insiden besar saat berlangsung kegiatan ziarah haji tahun 1980-an.

Koflik kedua negeri kaya minyak ini mengemuka lagi, ketika berlangsung Perang Irak-Iran selama 8 tahun. Sudah menjadi rahasia umum, Riyad secara finansial dan politik berdiri di belakang Saddam Hussein dari Irak. Yang terakhir tentu saja, perebutan “hegemoni” di Bahrain dimana mayoritas penduduknya beraliran Syiah—sama seperti di Iran.

Sementara, konflik dengan Washington dimulai ketika penguasa Iran waktu itu –Shah Iran—tumbang oleh gelombang protes yang digelorakan oleh Imam Khomeini. Menjadi dramatis, ketika gedung Kedubes AS di Teheran disandera para pendemo. Bahkan tahun 1996, Iran diketahui diam-diam melatih warga Arab Saudi untuk melancarkan serangan mematikan dengan bom  yang meluluh-lantakan Khobar Towers di Saudi Arabia dan menewaskan setidaknya 19 anggota AU AS.

1 COMMENT

  1. Jangan dipercaya informasi yg berasal dari AS, karena telah ribuan kali negara ini membohongi dunia dan akan selalu berbohong lagi, karena mereka merasa kebongan itu bukan suatu kesalahan tidak seperti kita orang-orang timur(khususnya Indonesia)yg menganggap kebohongan adalah aib. AS dan sekutunya menganggap berbohong adalah suatu metode untuk mempengaruhi dunia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here